Petani Minta Solusi Anjloknya Harga Sawit Di Kabupaten Berau

Harga Sawit Anjlok

TANJUNG REDEB, HARIAN UTAMA- Sejumlah petani sawit mandiri di Bumi Batiwakkal mengeluhkan harga buah kelapa sawit yang anjlok. Turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ini tentu berpengaruh terhadap perekonomian petani sawit mandiri di Kabupaten Berau.

Sebelumnya, Petani sempat menikmati harga sawit yang mencapai Rp 3.200 per kilogram, tetapi kini harga di tingkat pabrik hanya Rp 1.600 per kg. Bahkan, harga sawit di tingkat pengepul atau koperasi yang bermitra dengan perusahaan hanya Rp 1.000 hingga Rp 1.300 per kg.

Hal tersebut disampaikan Mupit Datusahlan, Ketua Asosiasi Sawit Mandiri Kabupaten Berau. Mupit menjelaskan, ia memahami harga sawit yang anjlok saat ini lantaran daya tampung Crude Palm Oil (CPO) di beberapa Perusahaan tengah penuh.

“Kita juga mesti berkreasi mencari solusi bagaimana solusinya, karena buah ini tidak bisa kita stop. Pohon tidak bisa kita tahu, jangan kamu berbuah dulu, mereka akan terus berbuah dan akan terus menghasilkan TBS. Nah TBS ini tentu harus dijual agar ekonomi masyarakat tetap jalan,” ujar Mupit yang juga menjabat sebagai Kepala Kampung Labanan Makmur itu, Jumat (23/07/2022).

Mupit mengungkapkan, ketika buah sawit ini sudah masak dan tidak dipanen tentunya akan menimbulkan kerusakan pada batang tanaman sawit tersebut. “Nah ini juga harus dipikirkan ketika rusak, maka ketika harga mahal produktifitas atau hasil yang di peroleh masyarakat pasti akan kurang,” ucapnya.

Dirinya menyebut, untuk data sementara dari pihaknya yang terdata di 14 kampung di Kabupaten Berau, jumlah petani sawit mandiri kini berjumlah 1.300 orang. “Tentu di kampung atau di kabupaten Berau dari 100 kampung hampir semua kampung itu mempunyai kebun sawit. Artinya jauh lebih besar dari data yang kita miliki untuk jumlah petani sawit mandiri ini,” kata dia.

Mupit meminta Pemkab Berau dapat memberikan solusi terkait anjloknya harga sawit di Bumi Batiwakkal serta dapat berkoordinasi dengan pihak perusahaan sawit pemilik pabrik CPO, agar harga sawit ini bisa kembali normal dan perekonomian masyarakat dapat meningkat. (RZL).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *