TANJUNG REDEB,HARIAN UTAMA- Beberapa waktu lalu, Bupati Berau Sri Juniarsih sempat menyampaikan bahwa harga Tandan Buah Segar (TBS) mencapai kisaran Rp. 500.00 per kilogram. Hal itu mendapat tanggapan dari Ketua Komisi II DPRD Berau, Andi Amir.
Andi Amir menyebutkan untuk harga yang dikatakan Bupati tersebut tidak sesuai dengan fakta harga TBS dilapangan. “Sepengetahuan kami dan hasil pantauan kami di komisi 2 tidak ada harga TBS dibawah seribu, makanya mungkin ada masyarakat yang menyampaikan bahwa harga ini anjlok sampai harga Rp.500 rupiah Per kg ke Bupati,” ucapnya.
Selasa (27/07/2022). Dirinya mengungkapkan, bahwa Bupati akan bersurat kepada Kementrian prihal anjloknya harga sawit di Bumi Batiwakkal ini. “Itu sebenarnya keliru, kalau anjlok sampai harga Rp. 500.00 itu tidak mungkin, karena ada dua grup kelapa sawit yang ada di kabupaten Berau itu dari Grup Hutan hijau Mas ada 3, dan dari Triputra grup ada 4 pabrik,” Sebutnya.
“Mungkin di antara itu ada yang terima dan ada yang tidak, tapi belum ada keluhan masyarakat. Untuk harga, mereka masih mengikuti surat edaran mentri. Jadi terkait surat edaran itu, ada juga berapa perusahaan yang belum sampai Rp. 1600.00 per kgnya menerima TBSnya, karena mereka beralasan tangki penampungan CPO mereka full, itu yang menjadi masalah,” sambungnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, harga CPO dipasaran per tanggal 24-25 perkilo ialah dengan kisaran Rp 8000.00 per kgnya . “Kalau di pesisir itu khususnya di PT DLJ milik Grup Tri Putra dan PT TBS, pemegang SPK ke Petani harus dibatasi sebenarnya, jangan terlalu jauh jomplang atau rendah dalam menampung buah petani sawit harus menyesuaikan dengan anjuran Kementrian yaitu Rp. 1.600.00 per kg.
Dikatakannya kalau untuk warga diwilayah pesisir itu ada beberapa kecamatan ia hanya untung 30 ribu, jadi dia beli 1570 kepada para petani,” imbuhnya. Andi Amir meminta kepada Pemkab Berau bersama dinas terkait untuk dapat berkoordinasi dan lebih mengupdate harga TBS di lapangan, hal itu dikhawatirkan pernyataan Bupati terkait harga TBS di turun hingga kisaran Rp. 500.00 sangat mengkhawatirkan masyarakat Kabupaten Berau, khususnya para petani, ini Tentu saja akan membuat semangat para petani sawit menjadi berkurang, setidaknya di pahami terlebih dahulu sebelum berstatemen,” harapnya. (RZL).