Datang Ke IKN, Ganjar Bawa Tanah Dan Air Dari Puser Bumi Jawa

KALIMANTAN, HARIANUTAMA.COM – Gubernur Jawa Tengah, Gangar Pranuo, tiba di Kalimantan Timur bersama Presiden Jokowi tentang perkemahan di ibu kota nusantara.

Presiden disebut-sebut telah mengundang 33 gubernur dari seluruh Indonesia ke lokasi ibu kota (IKN). Lima gubernur kubu bergabung dengan Presiden Jokowi. Seperti penguasa lainnya, Ganjar membawa air dan tanah dari Jawa Tengah.

Saat ditanya wartawan yang tiba di Balikpapan pada Minggu, 3 Maret 2022, dia mengatakan, “Saya membawa air dan tanah yang diminta presiden. Dari mana Anda mendapatkan air dan tanah, ini rahasia”. .” .

Meski merahasiakan lokasi air dan tanahnya, Ganger menjelaskan bahwa kedua potongan tersebut diambil dari beberapa gunung yang diyakini sebagai pusat Bumi atau pusat dunia. Ganjar juga berkonsultasi ke lokasi untuk membawa air dan tanah untuk orang tua Jawa.

“Jawa Tengah memiliki banyak situs sejarah yang dikenal dengan pusaran bumi. Jadi pusat bumi ada di Jawa Tengah, pusat kebudayaan, peninggalan nenek moyang kita, dll. Airnya dibawa dari sana. .”

Ganjar juga mengatakan, permintaan Presiden Jokowi agar 33 gubernur untuk membawa tanah dan air ke IKN masuk akal. Bumi dan air membawa simbol persatuan dan harmoni.

“Ada dua poin utama. Yang pertama secara simbolis ini rumah. Ada tanah dan air. Saya yakin Bak Jokowi punya banyak filosofi. Jadi dia minta semua gubernur pulang. Ada persatuan, ada persatuan. kontribusi visual. .”

Juga dalam bentuk donasi dari seluruh wilayah Indonesia. Gangar menambahkan, IKN bukanlah proyek individu, pejabat pemerintah, atau orang-orang di pusat pemerintahan. Namun dengan meminta gubernur untuk membawa tanah dan air untuk IKN, Anda dapat melihat bahwa IKN adalah proyek yang bekerja dengan anak negara.

”Ini dukungan kolektif dari seluruh daerah di Indonesia. Hari ini 33 gubernur telah membawa pesan kerjasama untuk membangun IKN. Semoga ini menjadi semangat keindonesiaan kita,” ujarnya.

Ganjar tertawa saat melewatinya dan disebut-sebut oleh banyak orang yang sinis dan memandang tindakan penguasa membawa air dan tanah sesat. Menurutnya, ini merupakan bagian integral dari budaya Indonesia.

“Ini adalah hal budaya dan setiap daerah harus memiliki nilai-nilainya masing-masing. Memiliki nilai luhur untuk dapat dimiliki. Kita dapat merujuk pada buku baru dan berbicara tentang modern dan kontemporer. Tetapi kita harus memiliki kepribadian dalam budaya kita “Dia berkata. .

Ia menambahkan, nilai-nilai tersebut tidak terbatas pada milik bangsa Indonesia. Di Jepang, kalau ada pembangunan, harus ada kesadaran dan kesadaran seperti Indonesia.

“Kalau orang Jawa mau bangun rumah, ada pisang, beras dan bendera merah putih. Itu tradisi. Di Jepang juga sama, mereka ingin membangun bendungan, dan ada ritual dan ritual untuk bangunan. Saya rasa tidak. itu pertanyaan samar atau tidak.” Ini adalah masalah budaya dalam kerangka persatuan.