Sangatta– Beberapa harga bahan pokok di Kabupaten Kutai Timur masih belum menunjukkan stabilitas. Sejumlah komoditas, seperti tomat dan cabe, mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Pasokan dari luar Kalimantan Timur (Kaltim) masih minim, memicu penipisan stok dan lonjakan permintaan di pasar tradisional.
Pejabat Fungsional Pengawas Perdagangan Disperindag Kutim, Achmad Doni Erviady, menyatakan bahwa tomat mengalami penipisan stok dan kurangnya pasokan dari luar Kutai Timur. Hal ini membuat harga tomat melambung di agen, karena permintaan pasar tetap tinggi.
“Saat ini, di agen tomat, terjadi penipisan stok dan kurangnya pasokan. Tomat merupakan bahan pokok dari luar Kutai Timur, sedangkan pasokan dari luar masih kurang,” ungkapnya pada Kamis (25/1/2024).
Tidak hanya tomat, cabe lokal juga terdampak karena beberapa agen tidak mampu mencukupi kebutuhan pasar. Gagal panen di lokasi seperti Sulawesi dan Jawa menjadi faktor penipisan stok cabe lokal. Meskipun kenaikan harganya tidak signifikan, masalah stok tetap menjadi perhatian.
Kabar baiknya, stok beras masih aman di beberapa agen, sehingga harga di pasaran tetap normal. Perusahaan seperti CSP dan Buana Mekar terus memasok beras, ditambah dengan pasokan dari Pulau Mas. Demikian juga dengan harga daging sapi lokal yang masih berada dalam kisaran normal.
Menurut data laporan harga harian per 24 Januari 2024, beberapa bahan pokok mencapai harga tertentu. Beras medium dijual seharga Rp 16 ribu per kilogram, minyak goreng curah Rp 15 ribu per liter, daging sapi lokal Rp 120 ribu per kilogram, dan daging sapi impor Rp 140 ribu per kilogram. Sementara itu, harga cabe merah besar dan keriting mencapai Rp 55 ribu per kilogram, dan cabe rawit sebesar Rp 75 ribu per kilogram.(A/)