Samarinda, 27 Mei 2025 — Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) mencetak sejarah baru dengan menyelenggarakan program student mobility internasional pertamanya, bekerja sama dengan Kantor Urusan Internasional (KUI) UMKT.
Kegiatan ini berlangsung pada 18–23 Mei 2025 di Islam International University Malaysia (IIUM), yang saat ini menduduki peringkat kedua sebagai universitas Islam terbaik dunia versi UniRank.
Program ini dirancang sebagai wujud nyata dari visi dan misi Prodi Psikologi UMKT yang menekankan pentingnya pengembangan wawasan global mahasiswa.
Dengan menghadirkan atmosfer pembelajaran lintas negara, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa kesempatan merasakan langsung dinamika akademik dan budaya di luar negeri.
Tidak hanya itu, program ini juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat jejaring akademik internasional serta membuka cakrawala kolaborasi di masa depan.
Sebanyak 19 mahasiswa mengikuti kegiatan ini, terdiri dari 16 mahasiswa Psikologi dan 3 mahasiswa Hukum, yang semuanya didampingi oleh 10 dosen pendamping — 7 dari Psikologi dan 3 dari Hukum — serta Kepala KUI UMKT.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan sesi penyambutan resmi yang dipimpin oleh Dr. Noor Amali B. Mohd Daud, selaku Wakil Dekan Akademik dan Internasionalisasi IIUM. Dalam sesi ini, mahasiswa diperkenalkan dengan sejarah, visi, dan sistem pembelajaran yang diterapkan di IIUM.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan tur kampus, di mana peserta berkesempatan mengeksplorasi lingkungan kampus yang luas dan modern, lengkap dengan berbagai fasilitas akademik dan budaya.
Mahasiswa juga diajak memahami bagaimana integrasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan kampus dijalankan secara harmonis di IIUM.
Di hari kedua, mahasiswa Psikologi mengikuti perkuliahan internasional dengan topik “Science of the Soul I” yang disampaikan oleh Dr. Jusmawati Fauzaman. Dalam perkuliahan ini, mahasiswa diajak mendalami konsep jiwa manusia berdasarkan pemikiran Al-Farabi, salah satu filsuf Islam klasik.
Selanjutnya, mahasiswa dan dosen mengikuti tur ke fasilitas Program Studi Psikologi IIUM, yang meliputi laboratorium alat tes psikologi, ruang konseling, dan kantor program studi.
Tur ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana pendidikan psikologi dikembangkan dalam konteks internasional dan Islami.
Perkuliahan dilanjutkan dengan mata kuliah kedua bertema “Counseling Psychology” bersama Dr. Mardiana Mohamad, yang mengulas keterampilan dasar yang wajib dimiliki seorang konselor dalam proses konseling profesional.
Selain kegiatan akademik, mahasiswa UMKT juga dilibatkan dalam agenda internasional bertajuk “Al-Aqsa Alive: The Spirit of Civilisation and Freedom for Palestine” yang berlangsung di International Institute of Islamic Thought and Civilisation (ISTAC – IIUM).
Pameran seni ini menampilkan karya-karya seniman asal Malaysia dan Palestina, termasuk karya istimewa yang dibuat dari plat aluminium asli dari Kubah Batu di Yerusalem.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Yang Mulia Walid Abu Ali, Duta Besar Palestina untuk Malaysia, yang memberikan dukungan moral serta apresiasi atas solidaritas dari komunitas akademik Malaysia dan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Pada hari ketiga, mahasiswa UMKT menghadiri Career Fair 2025 di IIUM Cultural Centre (ICC). Acara ini menghadirkan puluhan perusahaan dan lembaga internasional dari berbagai sektor, memberi peluang kepada mahasiswa untuk menjajaki prospek karier global.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi Student Research Dissemination yang diadakan di Pusat Studi Pascasarjana IIUM, di mana mahasiswa UMKT mempresentasikan hasil penelitian mereka di hadapan dosen UMKT dan IIUM sebagai penguji.
Sebagai penutup kegiatan hari itu, mahasiswa dan dosen berkesempatan mengikuti kuliah umum dari Ustadh Nouman Ali Khan, tokoh internasional di bidang tafsir Al-Qur’an dan pengembangan generasi muda Muslim, dengan tema “The Agenda for the Next Generation.”
Program Student Mobility ini menjadi simbol kuat dari komitmen Prodi Psikologi UMKT dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berwawasan global dan berjiwa sosial.
Melalui pengalaman ini, mahasiswa tidak hanya memperluas jaringan akademik dan budaya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan profesionalisme dalam konteks internasional.
“Ini adalah langkah awal yang sangat penting dalam memperluas horizon mahasiswa. Kami berharap program seperti ini bisa terus berlanjut dan bahkan berkembang menjadi kerja sama riset atau pertukaran dosen ke depannya,” ujar salah satu dosen pendamping.(*/A)