TANJUNG REDEB, HARIAN UTAMA- Kepala Kampung Sukan Tengah, Benyamin keluhkan dengan tidak berfungsinya bendungan Beriwit Kampung Sukan tengah. Pasalnya bendungan tersebut telah menghabiskan anggaran pemerintah sebesar Rp 140 Miliar.
Diketahui bendungan beriwit itu dibangun sejak tahun 2020 melalui Program pembangunan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Kalimantan V Provinsi Kaltara.
Meskipun untuk irigasi ke lahan pertanian masyarakat Kampung Sukan Tengah belum dapat dirasakan sampai saat ini, namun Kakam Sukan Tengah berupaya atau berinisiasi untuk membuat bendungan tersebut menjadi salah satu tempat wisata.
Setelah Kakam berkoordinasi dengan balai sungai wilayah V kaltara Kementrian SDM Air, yang dimana bendungan ini merupakan kewenangannya. Dirinya meminta izin untuk menjadikan bendungan tersebut sebagai tempat wisata Kampung sukan tengah, hal tersebut langsung dijawab oleh balai sungai wilayah V, balai sungai wilayah v kaltara menerangkan bahwa bendungan tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan tempat wisata.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Berau dari Komisi II DPRD Berau, H. Elita Herlina mengatakan, untuk bendungan beriwit di Kampung Sukan itu kebetulan pihaknya sudah melakukan peninjauan. Bendungan tersebut diungkapkannya di bangun sejak tahun 2000 hingga sekarang belum selesai.
“Kalau tidak salah ketika saya duduk di DPRD sejak 2009 bendungan itu sudah ada. Nah kemudian bendungan itu sampai sekarang belum selesai sehingga tidak bisa berfungsi maksimal sebagai irigasi untuk pengairan sawah-sawah masyarakat di Kampung Sukan Tengah,” ungkap Elita.
Ia mengungkapkan, pemerintah telah menyarankan untuk adanya percetakan sawah di Kampung Sukan tengah dengan adanya pembangunan Bendungan Beriwit tersebut. Namun sampai saat ini manfaatnya belum dapat dirasakan oleh para petani disekitar bendungan. “Jadi sebenarnya ketika kita membangun bendungan tentu kita berharap itu adalah fungsinya untuk irigasi atau pencarian terhadap sawah masyarakat dan sekaligus juga kalau memang bisa dijadikan juga sebagai objek wisata, contoh seperti di bendungan merancang disana juga fungsinya juga untuk irigasi sekarang kan fungsinya sebagai objek pariwisata juga,” Jelasnya.
“Banyak juga orang berwisata ke bendungan merancang kemudian juga disana ada keramba-keramba ikan milik masyarakat. Harapan kita hal-hal seperti itulah dapat dilakukan, bahwa ketika anggaran dikucurkan begitu besar tapi ternyata tidak berfungsi tentunya sangat disayangkan,” sambung Elita.
Dirinya berharap terkait dengan bendungan terutama yang berada di Kampung sukan itu dapat difungsikan karena yang namanya bendungan ini untuk irigasi untuk mengaliri sawah sawah.”Maka dari itu kalau tidak berfungsi sangat kita sayangkan, kemudian kalau mau dijadikan objek wisata itu juga bagus tapi juga tidak mengabaikan fungsinya dari bendungan itu sendiri,” imbuhnya.
Kedepan, dirinya bersama anggota DPRD lain akan mengupayakan untuk menindaklanjuti terkait permasalahan bendungan ini, pihaknya akan mengunjungi Balai sungai wilayah V Kaltara dan akan menindaklanjuti ke Kementrian PUPR Sumber Daya Air agar bendungan ini bisa dirasakan manfaatnya untuk masyarakat.
“Yang kita khawatirkan adalah lahan-lahan pertanian atau persawahan ini nantinya beralih fungsi ke tanaman perkebunan. Kalau bendungan tidak berfungsi untuk mengaliri sawah-sawah masyarakat. Maka dari itu mulai sekarang kita harus mendorong ketahanan pangan agar Kabupaten Berau menjadi sentra pangan di Kaltim dan insya Allah menjadi penyuplai pangan ke IKN nantinya,” tutup Elita Herlina. (Rizal/adv).