FJPI Kaltim Soroti Peran Media dalam Perlindungan Korban Kekerasan Seksual

TANJUNG REDEB, Harian Utama – Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kalimantan Timur menggelar diskusi bertajuk “Peran Media Informasi dalam Perlindungan Korban Kekerasan Seksual” di sebuah hotel di Berau. Kegiatan ini melibatkan jurnalis perempuan dari berbagai media cetak dan online, serta mahasiswi dari perguruan tinggi di Kabupaten Berau.  

Diskusi ini merupakan hasil kerja sama FJPI dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Berau. Ketua FJPI Kaltim, Tri Wahyuni, menekankan pentingnya peran media dalam mendukung korban kekerasan seksual, terutama perempuan.  

“Media tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memberikan dukungan psikologis dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan korban. Pemberitaan harus dilakukan secara sensitif, dengan menjaga kerahasiaan identitas korban untuk menghindari trauma lanjutan,” ujar Tri, Rabu (13/11/2024).

Tri juga menggarisbawahi tanggung jawab moral media dalam memberikan edukasi mengenai dampak kekerasan seksual dan hak-hak korban. Ia mengajak jurnalis untuk menyediakan ruang advokasi hukum dan mendukung proses pemulihan korban melalui pemberitaan yang mendalam dan empati.  

Acara ini memberikan wawasan kepada para peserta tentang tantangan pemberitaan kasus kekerasan seksual, sekaligus memperkuat komitmen media untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi korban.  

Ketua SMSI Berau, Indera Teguh, dalam diskusi tersebut juga menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang adil bagi perempuan di dunia media. 

“Media harus menjadi agen perubahan yang memperjuangkan kesetaraan gaji, peluang karir, serta fasilitas yang sama bagi pekerja perempuan,” jelas Indera.  

Ia menekankan bahwa perlindungan pekerja perempuan di industri media harus dijamin, termasuk memastikan mereka memiliki kesempatan yang setara dengan rekan laki-lakinya. 

“Kesetaraan gender harus menjadi bagian dari langkah konkret media untuk menciptakan ruang kerja yang inklusif dan aman,” tambahnya.  

Indera juga berharap sinergi antara media, masyarakat, dan organisasi perempuan dapat terus diperkuat untuk menciptakan ruang yang aman bagi perempuan, baik di tempat kerja maupun dalam pemberitaan.  

Diskusi ini diharapkan menjadi momentum penting bagi media di Berau untuk tidak hanya melindungi korban kekerasan seksual, tetapi juga memperjuangkan kesetaraan gender di seluruh aspek kerja media.  

Reporter: Mia  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *