BERAU, Harian Utama – Semakin banyak anak muda milenial di Berau yang mulai melirik sektor pertanian sebagai peluang masa depan.
Namun, program petani milenial ini tidak terlepas dari berbagai tantangan, terutama kondisi geografis Kabupaten Berau yang berbeda dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Untung Pamilih, Kepala Bidang (Kabid) Program Brigade Pangan (BP), mengungkapkan bahwa ada beberapa kendala utama yang dihadapi dalam program petani milenial, seperti tantangan geografis, hambatan koordinasi antar pengurus BP karena anggota tersebar di beberapa daerah, serta faktor cuaca yang tidak menentu.
“Saat musim kemarau, lahan bisa sangat kering, sementara saat hujan justru berisiko banjir. Cadangan air kita sebenarnya melimpah dari sungai, tetapi manajemen pengelolaan airnya belum siap. SDM kita juga masih perlu ditingkatkan agar bisa mengoptimalkan sumber daya yang ada,” ujarnya, Rabu (05/02/2025).
Selain itu, tantangan terbesar terletak pada belum adanya kesepakatan sistem kerja antara BP dan kelompok tani yang memiliki lahan. Banyak hal yang masih harus dibahas, seperti sistem yang akan diterapkan, apakah berbentuk sewa per musim tanam, bagi hasil, atau skema lain yang adil bagi kedua belah pihak.
“Modalnya dari BP semua. Pemerintah sudah memberikan fasilitas berupa sarana produksi, alat mesin pertanian, hingga pengolahan lahan yang dibiayai sekitar Rp900 ribu per hektare, Tapi bagaimana pembagian keuntungannya, apakah BP mendapatkan persentase tertentu, itu yang masih harus dibahas lebih lanjut,” tambahnya.
Untuk menarik lebih banyak petani muda, Untung menekankan perlunya stabilisasi harga beras dan gabah agar sektor ini semakin menarik bagi generasi milenial. Namun bukan berarti petani akan digaji Rp10 juta oleh pemerintah, tapi melalui BP, petani bisa mengelola lahan dengan lebih baik. Jika BP berjalan optimal, hasilnya juga pasti bisa lebih dari itu.
Ia juga menjelaskan bahwa jika sistem pengelolaan dijalankan secara transparan dan efisien, maka setiap aspek pertanian, mulai dari alat dan mesin pertanian (alsintan), pupuk, obat-obatan, pengolahan, hingga pemasaran, akan lebih tertata dan menjanjikan bagi generasi milenial.
Reporter: Mia