Kutai Kartanegara, Harian Utama – Pengembangan pertanian dalam arti luas menjadi program prioritas Pemkab Kukar di bawah kepemimpinan Edi Damansyah dan Rendi Solihin. Namun bukan tanpa kendala, salah satu tantangan dalam program ini adalah minimnya minat pemuda daerah untuk menjadi petani. Sementara diketahui petani produktif di Kukar semakin kurang karena telah lanjut usia.
Oleh sebab itu regenerasi di kalangan pemuda sangat didorong pemerintah. Tantangan regenerasi ini kerap disangkutkan dengan stigma kotornya sektor pertanian yang tidak menjanjikan. Jadi, membuat banyak pemuda lebih memilih bekerja di perusahaan ataupun terjun ke sektor lain.
Bupati Kukar Edi Damansyah menekankan bahwa jajarannya terus berkomitmen, agar tantangan ini dapat ditaklukkan, sehingga pemuda bisa melihat betapa menjanjikannya sektor pertanian, khususnya di Kukar.
“Ini tantangan, tapi berproses. Dilihat dari data sudah banyak data-data petani muda di Kukar, cuman ada yang sudah berhasil ada yang belum, jelas Edi, belum lama ini.
Edi mengungkapkan, di Desa Bendang Raya, Tenggarong, terdapat kelompok petani milenial yang berhasil bertani hortikultura. Para pemuda ini berhasil membawa hasil pertanian mereka ke pasar Samarinda.
Namun, para petani ini memiliki satu hambatan, yakni perairan. Edi pastikan keperluan ini terus diintervensi oleh Pemkab Kukar untuk memenuhi kebutuhan petani.
Keberhasilan petani muda ini terus Edi minta untuk dipublikasikan, agar masyarakat, khususnya pemuda memahami. Bahwa pertanian hari ini tidak lagi identik lumpur, namun dengan manajemen dan teknologi.
Untuk itu, keperluan petani muda ini adalah tantangan menarik baginya. Edi optimistis, kebutuhan tersebut dapat terpenuhi selama Pemkab Kukar terus memberi wawasan dan pemahaman terhadap pemuda.
“Saya tetap optimistis generasi muda di Kukar akan terjun ke bidang pertanian, karena ini sangat menjanjikan,” akhiri Edi. (*adv/diskominfokukar)