Samarinda — Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Samarinda menggelar seminar bertajuk “Wanita Mandiri dan Beradab” pada Senin (26/4) di aula pertemuan Rutan. Acara ini menjadi momentum penting bagi para istri pegawai Rutan untuk meningkatkan wawasan, refleksi diri, dan semangat dalam menjalani peran sebagai perempuan di era modern.
Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan anggota DWP Rutan Kelas I Samarinda, dan menghadirkan narasumber utama Indo Sennang, S.Psi., M.Psi., Psikolog — seorang dosen sekaligus praktisi psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Seminar ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan memberikan motivasi serta membangun kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam membangun keluarga dan masyarakat.
Dalam paparannya, Indo Sennang menekankan bahwa kemandirian perempuan bukanlah semata-mata soal berdiri sendiri secara ekonomi, tetapi mencakup kemampuan mengelola emosi, menjalin relasi sosial yang sehat, berpikir kritis, serta mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab.
Indo Sennang juga menyoroti lima aspek penting kemandirian perempuan: emosional, finansial, sosial, intelektual, dan pengambilan keputusan.
“Menjadi perempuan mandiri bukan hanya tentang mampu berdiri sendiri, tetapi juga mampu menjaga akhlak, kesantunan, dan tetap memainkan peran strategis dalam keluarga dan masyarakat,” tegas Indo Sennang dalam sesi penyampaian materinya.
Ia juga mengingatkan bahwa perempuan yang mandiri tetap harus menjaga nilai adab dan etika.
“Kemandirian bukan berarti melupakan adab. Wanita mampu menjadi pribadi yang kuat, tegas, dan mandiri tanpa kehilangan nilai kesopanan. Keseimbangan antara kemampuan mengambil keputusan dan menghormati orang lain adalah kunci menjadi pribadi yang matang dan berkarakter,” jelasnya.
Seminar berlangsung dengan suasana interaktif dan inspiratif. Para peserta tak hanya menyimak, tetapi juga aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman pribadi mereka.
Banyak di antara mereka yang merasa termotivasi untuk terus belajar dan berkembang sebagai perempuan yang berdaya di lingkungan keluarga dan sosial.
Ketua DWP Rutan Kelas I Samarinda dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas antusiasme anggota serta kontribusi berharga dari narasumber.
Ia menegaskan bahwa perempuan, khususnya para istri aparatur negara, memiliki posisi penting sebagai penopang moral dan emosional dalam rumah tangga sekaligus agen ketahanan sosial di tengah masyarakat.
“Semangat Kartini tak boleh berhenti di simbol. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menumbuhkan semangat perempuan untuk terus belajar, membangun karakter, dan berkontribusi nyata bagi lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Acara ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap perjuangan R.A. Kartini, tetapi juga sebagai refleksi terhadap peran perempuan masa kini yang dihadapkan pada berbagai tantangan zaman.
Kemandirian, menurut Indo Sennang, bukan berarti harus mengesampingkan peran domestik atau menolak nilai-nilai tradisi, melainkan bagaimana menyelaraskan keduanya agar perempuan mampu tumbuh secara utuh dan seimbang.
Sebagai penutup, Indo Sennang menyampaikan pesan inspiratif yang mendapat sambutan hangat dari peserta:
“Menjadi perempuan berarti berdamai dengan rasa, peran, dan ekspektasi. Bekerja atau tidak bekerja, apa pun pilihannya adalah perjalanan hidup yang layak kita rayakan. Kita semua punya cara masing-masing untuk bertumbuh, dan itu sah-sah saja, meski tak semua orang tahu kisah di baliknya.”Pungkasnya.(*)