Berau, Harian Utama – Peningkatan jalan usaha tani di wilayah pesisir Kabupaten Berau menjadi isu penting yang mendapat perhatian serius, mengingat kontribusinya yang besar terhadap sektor pertanian, khususnya dalam mempermudah transportasi hasil panen.
Anggota DPRD Berau, Subroto, menegaskan bahwa perbaikan infrastruktur ini sangat diperlukan untuk mendukung perekonomian masyarakat, terutama di empat kecamatan pesisir, yakni Biatan, Talisayan, Batu Putih, dan Biduk-Biduk. Menurutnya, hampir seluruh desa di kawasan tersebut telah mengajukan usulan perbaikan jalan usaha tani.
“Empat kecamatan di pesisir ini, hampir semua kampung mengusulkan peningkatan jalan usaha tani,” kata Subroto
Ia juga menyampaikan bahwa tingginya minat masyarakat dalam menanam kelapa sawit menjadi salah satu alasan pentingnya pembangunan jalan usaha tani. Akses yang baik akan mempermudah petani dalam mengangkut hasil panen mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas.
“Sebagian besar masyarakat kini berlomba-lomba menanam sawit. Tentunya, keberhasilan ini harus didukung dengan akses jalan yang memadai. Infrastruktur jalan usaha tani sangat vital untuk kelancaran aktivitas mereka,” jelas Subroto.
Subroto menambahkan bahwa perhatian pemerintah daerah, termasuk Bupati Berau, terhadap usulan ini cukup besar. Bupati berpendapat bahwa pembangunan jalan usaha tani harus menjadi prioritas, mengingat masih banyak kebun masyarakat yang belum terjangkau oleh jalan yang memadai.
Meski demikian, Subroto mengakui adanya kendala dalam pembangunan, terutama terkait dengan keterbatasan anggaran. Namun, secara teknis, tidak ada masalah berarti, mengingat kawasan tersebut sudah masuk dalam Kawasan Budidaya Non-Kehutanan (KBNK). Ia juga menyebutkan bahwa pembangunan jalan usaha tani umumnya bersumber dari aspirasi dewan.
Yang lebih menggembirakan, menurut Subroto, adalah tingginya antusiasme masyarakat untuk mendukung pembangunan jalan ini. Masyarakat bahkan rela mengorbankan sebagian tanaman mereka, termasuk pohon sawit, demi kelancaran akses.
“Masyarakat sangat mendukung pembangunan ini. Mereka bahkan rela mengorbankan 20 hingga 30 pohon sawit tanpa meminta ganti rugi,” tegasnya.
Dengan segala pertimbangan tersebut, Subroto berharap pembangunan jalan usaha tani dapat menjadi prioritas bagi pemerintah daerah. Ia juga meminta agar anggaran untuk pembangunan jalan usaha tani dapat diperbesar, dengan melibatkan kontraktor yang memiliki kualitas kerja baik serta memperhatikan perencanaan gorong-gorong dan drainase yang tepat.
“Jalan usaha tani harus menjadi prioritas dengan anggaran yang cukup. Kontraktor yang terpilih harus berkinerja baik, dan perencanaan infrastrukturnya harus matang. Untuk tahun 2026, pemerintah daerah perlu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pembangunan jalan usaha tani,” pungkas Subroto. (Adv/Shuci)