TANJUNG REDEB, Harian Utama – Anggota DPRD Berau, Sutami, menyampaikan keprihatinannya terkait dampak curah hujan yang tinggi di wilayah Berau dan Kalimantan Timur, yang diperburuk oleh pembukaan lahan perkebunan sawit dalam skala besar.
Sutami soroti masalah yang terjadi di Kampung Suaran, yang di mana jembatan tua yang rendah sering terendam air deras ketika hujan deras datang, sehingga menimbulkan kesulitan bagi masyarakat setempat.
“Curah hujan yang tinggi saat ini bukan hanya di Berau, tapi juga di seluruh Indonesia. Di Berau, dampaknya terasa karena pembukaan perkebunan sawit secara besar-besaran, yang memengaruhi lingkungan dan menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Jembatan tua di Suaran, misalnya, sering terendam air karena posisinya yang rendah,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah perlu segera memikirkan solusi alternatif untuk wilayah Suaran dan sekitarnya. Ia mendorong pembangunan jalur alternatif yang dapat menjadi solusi jika jembatan di Suaran tidak bisa digunakan akibat banjir.
“Kami harus memikirkan jalur alternatif. Jika ada masalah di Suaran, kita harus punya solusi lain. Sejalan dengan program pemerintah, kita harus melanjutkan pembangunan hingga ke Singkuang, sehingga ada jalur alternatif yang bisa digunakan jika terjadi masalah di Suaran. Dengan begitu, kita bisa menggunakan jalur melalui Jembatan Kelay 3 hingga Mantaritim,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur jalan di wilayah Suaran. Menurutnya, konstruksi jembatan yang ada saat ini tidak memperhitungkan kemungkinan terjadinya banjir besar, sehingga perlu ada perbaikan dan pembangunan ring road untuk memudahkan akses transportasi.
Lebih lanjut, Sutami juga menyampaikan dukungannya terhadap proses pembangunan Jembatan Kelay 3, yang menurutnya akan memangkas waktu tempuh dari Kota Tanjung Redeb hingga 40 menit. Ia berjanji untuk terus mendorong percepatan pembangunan jembatan tersebut, sekaligus melakukan perbaikan di jembatan Suaran agar masyarakat memiliki akses yang lebih baik.
“Jembatan Kelay 3 ini sangat penting. Dengan adanya jembatan ini, waktu tempuh dari Tanjung Redeb bisa dipangkas sekitar 40 menit. Kami akan terus mendorong proses ini, sambil memperbaiki jembatan di Suaran agar akses masyarakat semakin lancar,” pungkas.
Reporter : Mia