Terkait Anak-Anak Berau Yang Bersekolah di Kaltara, Begini Yang Akan Dilakukan Pemkab Berau

Pendidikan Perbatasan kaltim dan Kaltara

TANJUNG REDEB, HARIAN UTAMA- Telah bertahun-tahun lamanya masyarakat Kabupaten Berau yang tinggal di perbatasan Berau-Bulungan, harus menyekolahkan anak mereka ke tetangga sebelah yaitu Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Tentunya hal tersebut semestinya menjadi perhatian Pemkab Berau. Perlu diketahui, Berdasarkan hasil reses anggota DPRD Berau Beberapa waktu lalu, ada puluhan anak yang berada di Komunitas Adat Terpencil (KAT) Birang, RT 5, Kecamatan Gunung Tabur, terpaksa harus ke Provinsi Kaltara untuk menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD), pasalnya Kabupaten Berau tak memiliki SD diwilayah Perbatasan tersebut.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Berau, Gamalis, mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan dinas terkait yaitu Dinas Pendidikan Berau, perihal permasalahan masyarakat berau yang bersekolah di Kaltara tersebut.

“Ya, tentunya kalau terkait pembangunan SD di sebuah area itu, ada tidak batasan-batasan terkait jumlah anak didik atau peserta didik yang hadir disekolah itu, jika itu memungkinkan dan memenuhi syarat untuk dibangun sebuah sekolah, mengapa tidak kita bangun demi kesejahteraan masyarakat yang ada di sana,” ujar Gamalis beberapa waktu lalu.

“Jangan sampai mereka sekolah ke seberang, ke lintas provinsi. Makanya akan kita coba nanti berkomunikasi dengan ketua RT disana, pengurus wilayah setempat Dinas pendidikan, Dinas kependudukan dan lain sebagainya.

Kita lihat nanti kondisi disana apakah persyaratan untuk dibangun sebuah sekolah dasar diperlukan atau tidak serta jumlah murid SD tertentu jumlah batas minimal nya, kalau mencukupi batas minimal mengapa tidak kita bangun sesegeranya. Apalagi tanah sudah siap ada hibah dari pak taufik sendiri tokoh masyarakat di wilayah perbatasan,” Sambungnya.

Saat dimintai tanggapan, terkait biaya yang harus dikeluarkan orang tua murid yang bersekolah di Kaltara tersebut, Gamalis menerangkan saat ini ia belum bisa memberikan solusi apa-apa sebelum ia berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan, RT atau lurah setempat.

“Saya khawatir ketika kita memberikan sebuah solusi ternyata ada hal-hal lain yang sudah diberikan, baik dari lurah, perusahaan atau masyarakat setempat. Maka dari itu kami akan berkoordinasi dulu dengan Disdik Berau,” tutup Gamalis. (Rizal/ADV).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *