Harian Utama, Tanjung Redeb – Pemerintah membuka kembali keran ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan bahan baku minyak goreng. Dengan adanya pernyataan Presiden Jokowi terkait dibukaknya lagi kran ekspor CPO, membuat petani sawit menjadi lega lagi. Larangan ekspor CPO dan turunannya tersebut resmi dicabut setelah menutup sementara ekspor sejak 28 April 2022, yang tertuang dalam Permendag Nomor 22/2022 tentang Larangan Sementara Ekspor CPO dan Turunannya.
Ketua komisi II DPRD Berau H.Andi Amir Hamzah juga sangat mendukung dan memberikan apresiasi kepada pemerintah yang kembali membuka ekspor CPO, Selasa (24/5/22).
“Alhamdulillah seluruh PKS ( Pabrik Kelapa Sawit )” yang ada di kabupaten berau sudah membuka kouta, yang sebelumnya ada batasan-batasan kouta yang diberikan kepada masyarakat. Kabar ini juga adalah bentuknya syukur masyarakat berau khususnya petani sawit. Cuman yang belum diirinya berita kebijakan ini harga TBS belum di maksimalkan oleh PKS Berau.
Hasil pantauan kami selaku ketua komisi II kabupaten berau kami punya tugas mengawasi, akhir bulan ini kami akan panggil instansi terkait termaksud APKASINDO Kabupaten berau untuk memberikan penjelasan kepada kami dan para petani agar seluruh PKS bisa mengikuti harga yang sudah di tetapkan oleh Provinsi Kalimantan Timur.
Harga sudah lumayan naik karena sudah diatas Rp.2000-2300 per kg sekarang ini. Memang seharusnya harga sudah di kisaran Rp.3000-3600 lebih. Komisi II akan mencoba mendorong khususnya pemkab daerah melalui dinas perkebunan harus pro aktif melihat PKS yang beropersi di berau. Sehingga para petani akan bernapas lega dengan dicabutnya larangan ekpor ini.
Kita juga akan mengikuti arahan Kementrian Pertanian yang ditujukan kepada semua Gubernur Se-Indonesia agar menyampaikan kepada Walikota dan Bupati agar menyurati seluruh PKS agar mengikuti harga yang sudah ditetapkan oleh Dinas Perkebunan. Jika ada PKS yang tidak mengikuti arahan maka akan dikenakan sangsi,”Tegas Andi Amir. (HRR).
