SANGATTA – Dinas Koperasi dan UKM Kutai Timur (Kutim) menggelar pelatihan Manajemen Koperasi dan Kewirausahaan. Dalam upaya meningkatkan kapasitas pengelola koperasi dalam pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam mengelola koperasi.
Pelatihan ini diikuti oleh 60 pengurus Koperasi di Kutim, dan dibuka oleh Kadis Koperasi dan UKM Kutim Darsafani. Sebagai narasumber pada kegiatan ini dari PLUT Mandiri Kaltim dan dari Dinas Koperasi dan UKM Kutim yaitu Zulkifli, SE,M.Si.M.AP, Ferdiansyah, SE,M.Si, M. Iskak, SE.M.Si, Darsafani, S.Sos, M.Si dan DR. Drs. Wenadianto, M.Si. SE.
Pelatihan ini akan dilaksanakan selama dua hari dari 21-22 Nopember 2022 di Teras Belad Cafe and Resto Sangatta.
Dalam Sambutannya Kadis Koperasi dan UKM Kutim Darsafani menyampaikan untuk mengembangkan kehidupan ekonomi masyarakat pada pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah khususnya dan ekonomi Kutai Timur pada umumnya, maka peran koperasi perlu ditingkatkan melalui pembinaan, baik dari segi kelembagaan, usaha maupun keuangan yang berdasarkan pada prinsip prinsip koperasi.
“Diklat ini dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM pengelola koperasi, mempunyai manfaat yang besar bagi peserta program. Tidak hanya untuk diri pribadi para peserta, namun juga diharapkan untuk kelembagaan di masa yang akan datang,” ujar Darsafani. Senin (21/11/2022) di tempat acara.
Dirinya berharap pelatihan ini mampu memberikan pemahaman secara menyeluruh terkait teori dan implementasinya bagi seluruh peserta, sehingga berdampak positif untuk koperasi masing-masing.
Sebelumnya Panitia Kegiatan yang juga sebagai Plt Sekretaris, Wenadianto mengatakan dalam pelaksanaanya pelatihan ini akan melibatkan banyak pihak yang berpengalaman di bidangnya dan akan dilaksanakan dengan beragam metode.
“Metode yang digunakan adalah ceramah, yaitu berupa transformasi informasi dengan komunikasi satu arah. Kemudian tanya jawab, dalam metode ini fasilitator/narasumber atau peserta dapat saling memberikan pertanyaan dan jawaban dengan harapan memperoleh pemahaman terhadap materi diklat,’ kata ia.
Wenadianto menambahkan, dalam diskusi ini interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling bertukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah. Dengan metode ini semua peserta aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.