Sangatta – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Hasbollah, mengatakan sangat mendorong sektor pertanian di Kutim bisa menjadi industri pertanian.
Menurutnya, Pemerintah Daerah seharusnya mencontoh negara-negara asia yang berhasil mengembangkan industri pertanian, seperti Jepang dan Thailand. Sehingga industri pertanian ini bisa menjadi sektor baru dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kutim.
“Mereka semua industri pertanian, bisa kok kita kalau berpikir kesitu, kalau masih makai cangkul gak ada yang mau generasi kita, jadi ini harus di perbaharui pola pikir dan strateginya,” ujar Hasbollah saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Kantor DPRD Kutim, belum lama ini.
Legislator Partai Golkar itu mengukapkan jika Pertanian dirubah menjadi industri pertanian dengan hasil yang menjanjikan, tentunya semuanya akan menjadi petani.
“Saat ini kan orang-orang pada sibuk nyari kerja, disuruh bertani nga mau karena belum ada regulasi atau aturan yang menjanjikan bagi kesejahteraan para petani,” ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kutim itu menjelaskan para petani di Kutim masih banyak yang kesusahan mendapatkan, pupuk dan pestisida. Hal ini terbukti, karena dirinya juga datang dari kalangan petani.
“Saya tau karena saya ini juga petani, harga beras kan selalu di tekan sementara produksinya terus meningkat, harga pokok selalu tinggi. Jadi kapan sejahteranya, mana prosesnya panjang bangetkan kan petani itu kasian jadi harus di ubah mindset metodenya,” jelasnya.
Ia menegaskan pemerintah harusnya menggaungkan pertanian ini, supaya stok pangan Kutim terjamin dan tidak lagi ketergantungan stok pangan dari daerah lain.
“Kita kan selalu import pangan dari Jawa dan Sulawesi toh. Konsep-konsep secara perumusan baru wacana pemikiran, tapi kan secara perumusan pemerintah belum punya hal itu,” pungkasnya.(Adv).