Sangatta-Belakangan ini, video yang beredar di media sosial mencuatkan keluhan warga di sekitar Jalan Apt Pranoto terkait tingginya pembangunan proyek drainase dibandingkan dengan bahu jalan dan perumahan warga. Aswadi (55), seorang warga setempat, menyampaikan kekhawatiran akan dampaknya terutama saat hujan deras.
“Hujan deras kemarin membuat air masuk ke rumah karena drainase ini sangat tinggi dari rumah,” ungkap Aswadi.
Beberapa ruas jalan di wilayah tersebut kerap menjadi tempat genangan air saat hujan, meskipun tidak menyebabkan kemacetan. Namun, genangan ini membawa lumpur ke dalam rumah bersamaan dengan air.
“Genangan air masuk ke rumah saat hujan, bahkan baru surut tiga sampai empat jam setelah hujan. Kami dijanjikan akan dibuatkan parit,” tambahnya.
Muhammad Muhir, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR), melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air, Ade Sudrajat, menjelaskan bahwa proyek di wilayah tersebut saat ini telah mencapai 17 persen.
“Progres proyek mencapai 17 persen, dan ini tidak hanya di Apt Pranoto tetapi juga melibatkan Jalan Wolter Moengsidi,” ungkap Ade Sudrajat.
Terkait tingginya konstruksi drainase, Muhir memastikan bahwa telah memenuhi standar dan melalui pertimbangan yang matang.
“Drainase sengaja ditinggikan karena jalannya di Apt Pranoto belum rampung sehingga terlihat tinggi. Jika direndahkan, air dapat kembali. Aliran air akan dialirkan ke Sungai Kampung Kajang,” jelasnya.
Proyek ini merupakan Kontrak Tahun Jamak dengan waktu pelaksanaan 420 hari kalender dan nilai kontrak mencapai Rp 20.365.755.000. Pelaksana proyek oleh PT Reskyah Malika Putri, dengan pengawasan oleh PT Gerbang Raja Mandiri dan CV Media Teknik Konsultan (KSO).
Kontrak ini ditandatangani pada 4 Oktober 2023 dan diresmikan dengan Groundbreaking oleh Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, pada 21 Oktober 2023. Warga berharap pemerintah dapat mempertimbangkan ulang konstruksi agar sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan masyarakat setempat.(A/)