PT Berau Coal melalui (PPM) KAT Lati melakukan budidaya Madu Kelulut

madu kelulut

TANJUNG REDEB,HARIAN UTAMA-Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang terletak di kecamatan Gunung Tabur Km.45 menjadi bagian sejarah panjang dengan budaya yang kaya akan kearifan lokal di Kabupaten Berau. Komunitas ini merupakan komunitas adat dari suku Dayak Punan Basap, salah satu suku asli Kalimantan Timur, yang sebagian ada di Kabupaten Berau. Sebagian sub suku dayak ini tinggal di area Lati Kampung Sambakungan yang merupakan area operasional PT Berau Coal.

Salah satu pelopor budidaya Madu Kelulut, Puluk mengatakan keseharian mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup selama ini yakni dengan bergantung pada hasil alam, seperti berburu, memancing, serta mengandalkan produksi dan penjualan madu hutan.

“Kami itu taunya hanya berburu, memancing, tidak ada pulang ke rumah, kami tidak ada rumah, ada itu pun rumah kayu. Atapnya pun atap daun,” ujar Puluk.

Proses adaptasi warga KAT Lati dengan kehidupan barunya mulai dari segi kesehatan, sosial, pendidikan dan ekonomi menjadi isu yang penting untuk mendapatkan perhatian dan pendampingan. PT Berau Coal Site Lati dalam hal ini pun hadir sebagai perusahaan yang berkomitmen memberikan kontribusi dan mendukung program pemerintah daerah, dalam penyelesaian masalah sosial serta memajukan aspek hidup masyarakat.

Salah satu bentuk wujud komitmen tersebut dilakukan dengan melakukan program pemberdayaan KAT Lati. Program ini berupa pendampingan kelompok pemanen madu hutan dengan beberapa aktivitas program. Diantaranya pelatihan dan edukasi panen madu lestari, pengadaan sarana dan prasarana prosesing panen madu hutan, edukasi panen madu yang aman, serta pengembangan budidaya madu kelulut.

Dalam pengelolaan madu hutan, warga KAT ini juga telah dibantu pendampingan oleh PT Berau Coal. Namun, ada kalanya ketersediaan madu hutan bersifat musiman, tidak selalu bisa dipanen.

Diakui Puluk, PT Berau Coal melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) KAT Lati melakukan budidaya Madu Kelulut penyokong produksi madu yang berkelanjutan. Sehingga produksi madu tidak lagi bergantung musim, dapat dipanen secara berkala, lebih banyak masyarakat yang terlibat, aksesnya lebih mudah dan minim risiko.

“Salah satu usaha kami memang madu alami. Risiko memang lebih berat. Kita tanggung risiko sendiri. Kalau jatuh lebih risiko dan berbahaya. Maka itu, anak sekarang tidak bisa lagi memanjat. Kalau madu hutan kita harus menunggu lama, 2 tahun sampai 4 tahun baru bisa ada,” jelasnya.

Dengan adanya kendala tersebut, sejak akhir 2021 dan efektif pada tahun 2022, PT Berau Coal menginisiasi pengembangan pemberdayaan KAT Lati melalui pengembangan budidaya Madu Kelulut, sebagai upaya mengatasi kendala kelangkaan madu hutan di luar musim produksinya.

Adapun kegiatan pengembangan budidaya Madu Kelulut ini mulai dari kegiatan pemeliharaan lebah madu kelulut, kegiatan pecah koloni untuk perbanyakan kegiatan pemanenan dan kegiatan konservasi penanaman tanaman bunga sumber pakan lebah Madu Kelulut. Budidaya Madu Kelulut ini dinilainya lebih bagus, karena bisa dilakukan di sekitar rumah daripada harus mencari ke hutan yang mempunyai risiko, yang lebih berbahaya.

“Kami juga sudah ikut pelatihan budidaya Madu Kelulut, mulai dari cara memecah koloninya. Bahkan bunganya pun dari pihak Berau Coal semua didukung,” terangnya.

Dari pelatihan yang sudah diikutinya, kemudian dipraktekkannya di kampungnya dan Ia bersyukur dan mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak Berau Coal yang selama ini sudah cukup banyak membantu. Bahkan hingga pemasarannya, Berau Coal pun siap mendampingi. Mereka merasa tidak kesulitan lagi, karena bisa dibudidaya di sekitar rumah.(2023).

“Kami bersyukur dan harapannya ke depan dampak ekonomi warga KAT Lati bisa meningkat. Itu lah juga yang saya harapkan,” tuturnya.

Selain mendukung dalam pendampingan budidaya Madu Kelulut, PT Berau Coal juga membantu dan mendukung infrastruktur dasar. Seperti air bersih hingga bantuan perlengkapan penunjang untuk anak sekolah KAT Lati.

Kegiatan pemberdayaan KAT ini dijelaskan Community Development Manager PT Berau Coal, Hikmawaty, selaras dengan rencana pasca tambang untuk kegiatan sosial yakni mendorong kemandirian masyarakat tanpa terkait dengan tambang. Program tersebut merupakan wujud konsistensi PT Berau Coal dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup dan program inovasi sosial, dalam mendorong kemandirian masyarakat KAT di lingkar operasional PT Berau Coal.

“Sehingga mengantarkan Berau Coal kembali menerima penghargaan Proper Emas,” terang Hikmawaty.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *