banner 1024x768

Embob Jengea, Puncak dari Acara Pesta Adat Lom Plai

MUARA WAHAU – Kekayaan adat-istiadat dan budaya nusantara memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Beragam suku bangsa dengan keunikan dan ciri khas masing-masing memberikan warna tersendiri bagi keberagaman adat dan budaya nusantara, sehingga menjelma menjadi identitas nusantara yang tak ternilai harganya dan menjadi kebanggaan.

Salah satu suku di mana pesta adat dan budayanya mulai diperkenalkan sampai ke pelosok adalah suku Dayak Wehea. Suku Dayak Wehea merupakan suku yang pertama kali mendiami sungai Wehea, yang kini dikenal sebagai sungai Wahau. Salah satu budaya yang selalu digelar setiap tahunnya adalah pesta adat dan budaya Lom Plai.

Pesta adat dan budaya Lom Plai tahun 2023 yang digelar di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten , diselenggarakan dengan meriah dan dihadiri oleh berbagai acara adat dan kebudayaan suku Dayak, serta dihadiri langsung oleh Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, didampingi oleh Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang.

Selasa (2/4/2023) menjadi puncak acara pesta adat dan budaya Lom Plai 2023, yang juga masuk dalam kegiatan nasional, Karisma Event Nusantara (KEN) 2023.

Perayaan Puncak Upacara Adat Lom Plai, yang disebut “Embob Jengea”. Lom Plai merupakan rangkaian Upacara Adat Dayak Wehea, di mana Embob Jengea merupakan bentuk ungkapan syukur atas panen padi yang diterima oleh masyarakat Wehea.

Tujuan dari ritual tersebut adalah sebagai penghormatan kepada dewi padi “Long Diang Yung”, agar warga sembuh dan sehat serta masyarakat menjadi sejahtera. Ritual ini juga memanggil kembali semangat padi yang tercecer di ladang karena dimakan oleh binatang atau diambil oleh orang untuk dijual, sehingga pada musim tanam selanjutnya, padi dapat tumbuh subur.

Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menyampaikan harapannya bahwa pesta adat dan budaya Lom Plai ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Kutai Timur.

“Tidak kalah penting, semoga pesta adat dan budaya Lom Plai ini dapat meningkatkan kreativitas masyarakat yang terlibat dalam UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah),” ujarnya kepada awak media pada Selasa (2/4/2023).

Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Adat Wehea, Bapak Ledjie Taq, yang terus mempertahankan dan melestarikan adat dan budaya Wehea, serta menjadikannya sebagai acara tetap yang selalu dilaksanakan.

“Namens gama perintah, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Adat Wehea, Bapak Ledjie Taq, yang secara konsisten melestarikan dan mempromosikan adat dan budaya Wehea. Saya juga ingin berterima kasih kepada para pemimpin adat dari enam desa, yaitu Desa Bea Nehas, Desa Diak Lay, Desa Beq, Desa Ling Wehea, Desa Diak Leway, dan Desa Nehas Liang Bing, yang berkomitmen luar biasa dalam melestarikan adat budaya yang menakjubkan ini,” tambahnya.

Orang nomor satu di Kutai Timur juga berharap bahwa di masa depan, perayaan Lom Plai ini akan menjadi lebih meriah dengan melibatkan festival budaya yang beragam di Kutai Timur.

Rangkaian kegiatan puncak acara pesta adat dan budaya Lom Plai hari ini mencakup upacara penyambutan tamu dengan ritual khas suku Dayak, embos min di rumah Ibu Blak dan Tambak 1, turun ke bawah pondok (jengea) di tepi Sungai Wehea, tarian di atas rakit, Sksiang, Plaq Saey, pertunjukan seni yang mengisahkan sejarah Long Diang Yung, Enluei Hedoq, Tarian Hudoq, dan tarian balai budaya.(hu02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *