TANJUNG REDEB, Harian Utama – Pemkab Berau menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi (Rakor) Kehutanan tahun 2024 di Hotel Exclusive pada Rabu (24/07/2024). Rakor ini mengusung tema ‘Percepatan Penyusunan Dokumen dan Implementasi Integrated Area Development (IAD) pada Areal Perhutanan Sosial dalam Rangka Pemberdayaan dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat’.
Dalam sambutannya, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menyatakan kebanggaannya atas terpilihnya Berau sebagai tuan rumah. Ia mengatakan kegiatan ini merupakan agenda yang sangat penting untuk percepatan penyusunan dokumen dan implementasi pembangunan kehutanan sosial yang berfokus pada pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Ia menegaskan komitmen kuat Pemerintah Kabupaten Berau dalam aspek kehutanan dengan memiliki program Karbon Hutan Berau (PKHB), sebuah konsep pembangunan rendah emisi karbon di tingkat kabupaten yang bertujuan untuk mewujudkan hutan lestari demi kesejahteraan masyarakat. Ia juga menyampaikan bahwa Kabupaten Berau memiliki kontribusi signifikan terhadap pencapaian target hutan sosial di Kalimantan Timur, dengan lebih dari 98 ribu hektar area yang telah diakui.
“Kami berharap konsep ini bisa diimplementasikan dengan kerja kolaboratif bersama pemerintah pusat, provinsi, dan mitra pembangunan lainnya,” kata Bupati.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Joko Istanto, melaporkan bahwa hingga saat ini, Provinsi Kalimantan Timur telah memperoleh pertumbuhan hutan sosial seluas 325.000 hektar, melibatkan sekitar 20.000 keluarga dari 178 unit hutan sosial yang tersebar di 9 kabupaten/kota. Namun, hanya sekitar 25% dari unit tersebut yang berjalan maksimal, disebabkan oleh keterbatasan sarana dan prasarana, akses yang sulit, serta sumber dana yang terbatas baik dari APBN maupun APBD provinsi dan kabupaten/kota.
“Kami berharap dengan keluarnya Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2023 tentang Perencanaan Terpadu Percepatan Pembangunan Perhutanan Sosial, sumber pendanaan untuk hutan sosial bisa lebih luas dan melibatkan berbagai pihak,” katanya.
Ia juga mengungkap bahwa Kabupaten Berau menjadi yang pertama di Kalimantan Timur yang memiliki dokumen perencanaan pengembangan kawasan perdesaan berbasis hutan sosial untuk tahun 2024-2026.
“Ini merupakan tonggak sejarah bagi Kalimantan Timur. Kami berharap dokumen ini bisa menjadi model dan panduan bagi kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Timur,” ungkap Joko.
Lebih lanjut, Joko berharap kepada seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur sudah memiliki dokumen perencanaan pada tahun 2025, sesuai dengan target dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2023.
“Melalui kegiatan ini, kami berupaya untuk mengidentifikasi strategi-strategi secara komprehensif dengan melibatkan pemerintah pusat, daerah, kabupaten/kota, serta mitra kerja dari sektor swasta untuk percepatan penyusunan dokumen dan implementasi Integrated Area Development (IAD) di area perhutanan sosial,” paparnya.
Senada dengan itu, Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah yang diambil oleh Kabupaten Berau dalam upaya pelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat.
“Kabupaten Berau memiliki potensi yang luar biasa, baik dari segi kehutanan maupun pariwisata. Kami berharap kolaborasi antara berbagai pihak dapat terus ditingkatkan untuk mencapai target pembangunan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya hutan dan lingkungan.
“Kita perlu mengedukasi generasi penerus tentang pentingnya hutan. Setiap siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) harus menanam dan merawat satu pohon selama tiga tahun. Ini adalah langkah kecil tapi signifikan untuk pelestarian hutan kita,” tambahnya.
Acara ini menjadi forum penting untuk membangun integritas dan komitmen bersama dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah, dinas terkait, dan masyarakat, diharapkan tujuan Rakor Kehutanan 2024 dapat tercapai dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Berau dan Kalimantan Timur.
Reporter : Mia