TANJUNG REDEB, Harian Utama – Pemerintah Kabupaten Berau mengambil langkah untuk menutup sementara destinasi wisata Pulau Kakaban setelah laporan mengenai ubur-ubur yang bersembunyi akibat adanya gangguan lingkungan. Penutupan ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem yang terganggu dan memastikan kondisi lingkungan tetap terjaga.
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa langkah ini diambil untuk memulihkan ekosistem yang terganggu.
“Kami sedang membentuk tim dan menunggu surat resmi. Kami meminta agar destinasi ini ditutup sementara agar ekosistem bisa pulih. Saya meminta Bupati untuk menutup sementara, termasuk juga rencana membuka satu pintu masuk saja,” ucapnya, Selasa (23/07/2024).
Ia menekankan pentingnya pengelolaan yang lebih baik untuk menjaga kebersihan dan kelestarian alam Pulau Kakaban. Malik menyarankan agar sistem pengelolaan wisata di Pulau Kakaban meniru model di Pantai Tiga Warna, Malang, yang sangat ketat dalam menjaga kebersihan dan ekosistemnya.
“Di Pantai Tiga Warna, semua pengunjung yang masuk harus meninggalkan tasnya dan plastik diperiksa. Mereka disediakan kantong khusus untuk membawa sampah mereka kembali. Jika kita belum bisa menerapkan sistem seperti itu, lebih baik ditutup dulu, kecuali ada tim yang bisa melakukannya,” jelasnya.
Malik menambahkan, langkah ini diambil setelah menerima laporan bahwa populasi ubur-ubur mengendap ke bawah karena merasa tidak aman, serta adanya masalah sampah di kawasan tersebut.
“Ubur-ubur yang mengendap ke bawah karena merasa tidak aman dan masalah sampah harus kita perhatikan serius. Pulau Kakaban adalah salah satu dari hanya tiga tempat di dunia yang memiliki jenis ubur-ubur ini. Kita harus menjaga kelestariannya, bukan hanya demi kepuasan sesaat,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan agar pengunjung yang datang tetap bertanggung jawab dan mengikuti aturan yang ada.
“Kita tidak melarang wisatawan datang, asalkan mereka mengikuti aturan yang ketat. Semua barang bawaan yang masuk harus dikontrol, kecuali pakaian dan plastik yang nantinya akan diambil kembali. Saya meminta Pemkab dan Dinas Pariwisata provinsi maupun daerah untuk menerapkan hal ini,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa ini bukan hanya masalah daerah, tetapi kesadaran bersama untuk menjaga alam dan ekosistem yang unik di Pulau Kakaban.
“Dalam konteks ini, tidak ada kelalaian dari daerah. Ini adalah persoalan kesadaran bersama. Kita semua harus bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan,” kata malik dengan tegas.
Ditempat yang sama, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas mengungkap langkah ini telah dikoordinasikan dengan berbagai pihak terkait.
“Ubur-ubur sedang bersembunyi dan tidak boleh diganggu. Kami sudah berkoordinasi mengenai hal ini dan akan melihat perkembangan ke depannya,” ujar Bupati Berau.
Sri Juniarsih menegaskan bahwa penutupan sementara ini penting untuk memberikan waktu bagi ekosistem Pulau Kakaban untuk pulih.
“Kami meminta agar destinasi ini ditutup sementara agar ekosistem bisa kembali pulih,” pungkasnya.
Reporter : Mia