banner 1024x768

Asti Mazar, Peringatan Hari Guru Nasional Merupakan Bentuk Penghargaan bagi para Guru

Kutai Timur – Terkait Peringatan Hari Guru Nasional (HGN), Wakil Ketua DPRD I Kutim, Asti Mazar mengatakan HGN yang diperingati setiap tanggal 25 November tiap tahunnya, menjadi momentum seluruh komponen bangsa untuk memuliakan para guru. Karena berkat jasanya (guru), setiap anak didik dapat mendapatkan ilmu yang tinggi dan mampu menggapai cita-citanya meraih kesuksesan.

“Menjalani profesi sebagai seorang guru cukuplah berat, namun hal tersebut bukanlah suatu pengorbanan melainkan sebuah penghormatan,” ucap Wakil Ketua I DRPD Kutim mengawali wawancara saat dimintai pandangannya terkait Hari Guru Nasional (25/11/2022).

“Penghormatan ini lahir, karena perjuangan mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Merekalah yang mewakili kita di depan kelas, mendidik dan menyiapkan masa depan,” papar Asti.

“Berkat jasa guru inilah yang membuat kita semua berada di posisi sekarang, mereka yang menyiapkan kita hingga kita semua bisa terampil di berbagai profesi dan pengabdian,” lanjut Asri kemudian.

Atas dasar pemikiran tersebut, politisi Fraksi Partai Golkar itu mengingatkan jika seluruh rakyat Indonesia memiliki tanggung jawab moral. Tidak hanya menghormati, tapi juga melakukan sesuatu untuk para guru. Di antaranya seperti memperhatikan kesejahteraan, dan memuliakan profesi guru.

Pada dasarnya menurut Asti, HGN merupakan bentuk penghargaan akan profesi para guru. Namun apresiasi ini tidak cukup sebatas apresiasi, butuh usaha lebih keras untuk mendukung para pahlawan tanpa tanda jasa ini. DPRD Kutim sendiri telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung profesi guru.

Indikatornya dapat dilihat pada berbagai upaya peningkatan kesejahteraan guru, kejelasan karir, perlindungan profesi dan lainnya.

“Ke depan, kita berharap profesi guru menjadi kebanggaan masyarakat sehingga apresiasi dan penghargaan berbagai stakeholder kepada mereka juga memadai. Termasuk cara pandang kita terhadap profesi guru menjadi lebih baik, jangan sebatas pekerjaan mengajar, tetapi sebagai suatu profesi mulia,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *