banner 1024x768 banner 1024x768 banner 1024x768 banner 1024x768

Bahaya di Jalan Poros Sangatta-Bengalon: Pemkab Kutim Minta Masyarakat Tak Beri Makan Satwa Liar

HarianUtama.com Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengeluarkan himbauan penting kepada seluruh masyarakat yang melintas di Jalan poros Sangatta-Bengalon. Warga diminta untuk tidak memberi makan hewan liar seperti monyet dan orang utan yang sering terlihat di pinggir jalan tersebut. Langkah ini diambil karena kebiasaan tersebut dinilai dapat membahayakan tidak hanya pengguna jalan, tetapi juga hewan-hewan tersebut.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh Kepala Bagian (Kabag) Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Pemkab Kutim, Arif Sri Wahyuni, di Sangatta pada Senin, ia menjelaskan bahwa peningkatan jumlah hewan liar yang berkeliaran di sepanjang Jalan poros Sangatta-Bengalon disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang kerap memberi makan satwa tersebut saat melintas.

“Belakangan ini, kita melihat semakin banyak hewan liar yang berada di pinggir jalan Sangatta-Bengalon. Ini terjadi karena masyarakat yang melintas sering memberi makan,” ujar Wahyuni.

Ia menambahkan bahwa kebiasaan ini mengubah perilaku alami hewan-hewan tersebut, yang menjadi terbiasa mencari makan di pinggir jalan, bukan di habitat aslinya.

Wahyuni menjelaskan bahwa satwa liar seperti monyet memiliki sifat adaptif yang tinggi dalam mencari makan dan bertahan hidup. Ketika masyarakat sering memberi makan hewan tersebut di pinggir jalan, mereka cenderung akan terus kembali ke tempat yang sama dengan harapan mendapatkan makanan.

“Ini sebabnya kita sering melihat hewan liar, terutama monyet, keluar ke jalan. Padahal, jika dibiarkan saja, mereka bisa mencari makan sendiri di habitatnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wahyuni menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang merasa kasihan dan kemudian memberi makan hewan-hewan liar tersebut. Menurutnya, tindakan ini justru akan mengubah cara hidup alami hewan, di mana mereka akan semakin bergantung pada manusia untuk mendapatkan makanan.

“Kami menghimbau masyarakat untuk tidak memberi makan satwa liar. Jika kita ingin hidup berdampingan dengan mereka, biarkan mereka hidup sesuai dengan sifat dan karakter mereka sebagai satwa liar,” tegas Wahyuni.

Himbauan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan menghindari potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan, baik bagi hewan maupun pengguna jalan.

Pemkab Kutim juga berencana untuk melakukan sosialisasi lebih lanjut terkait himbauan ini guna memastikan masyarakat memahami risiko yang ada dan mendukung upaya pelestarian satwa liar di kawasan tersebut.

Wahyuni menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa menjaga jarak dengan satwa liar dan tidak memberikan makanan adalah langkah yang paling bijaksana untuk menjaga keselamatan bersama serta kelestarian satwa tersebut di alam liar.(a)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *