Sangatta – Pertambangan masih menjadi sektor dominan dalam ekonomi Kutai Timur (Kutim), menyumbang lebih dari 80 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Namun, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Faizal Rachman, berpendapat bahwa ketergantungan ini harus diubah untuk menghindari risiko jika sektor pertambangan mengalami penurunan di masa depan.
Faizal Rachman menyarankan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim mencari cara untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan dengan menciptakan produk baru yang menjadi ciri khas daerah.
“Penting bagi kita untuk menciptakan produk yang dijual ke masyarakat. Dengan produk baru, kita bisa menambah nilai ekonomi dan menciptakan peluang baru,” ujar Faizal.
Dia menjelaskan bahwa dengan adanya produk-produk baru yang bisa dihasilkan di Kutim, diharapkan bisa meningkatkan perekonomian daerah dan memberikan alternatif selain tambang.
“APBD kita seharusnya bisa mendukung pengembangan produk-produk baru yang memanfaatkan SDM dan material lokal. Ini akan memberikan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.
Saat ini, sektor pertambangan masih mendominasi PDRB Kutim, sedangkan sektor-sektor lain seperti perkebunan, pertanian, perikanan, dan kelautan kontribusinya masih terbatas. Faizal Rachman menggarisbawahi perlunya strategi untuk mengembangkan sektor-sektor ini, agar kontribusinya terhadap perekonomian daerah bisa lebih besar.
“Masyarakat kita harus didorong untuk membuat produk yang asli dari Kutai Timur. Misalnya, produk-produk seperti pisang dan nanas yang berasal dari daerah kita masih belum dieksploitasi secara maksimal,” tambahnya.
Faizal juga menekankan pentingnya mengembangkan sektor pariwisata dan produk ekspor lainnya untuk meningkatkan ekonomi daerah.
“Produk ekspor seperti pisang dan nanas serta sektor pariwisata masih sangat kecil. Kita perlu strategi agar sektor-sektor ini bisa tumbuh dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah,” pungkasnya.
Dengan diversifikasi ekonomi dan pengembangan produk lokal, diharapkan Kutai Timur dapat mencapai kestabilan ekonomi yang lebih baik dan tidak hanya bergantung pada sektor pertambangan.