TALISAYAN, HARIAN UTAMA- Wakil Bupati Berau hadiri Ritual Buang Naas atau Tulak Bala Kampung Talisayan. Yang dimana kegiatan tersebut merupakan tradisi turun temurun dari leluhur masyarakat Suku Banua di Wilayah Pesisir Selatan Bumi Batiwakkal.
Acara tulak bala tersebut dihadiri Camat Talisayan, Kepala Kampung Talisayan Unsur Muspika, Tokoh Adat, dan Tokoh masyarakat Kampung Talisayan.Rangkaian acara dibuka dengan Pertunjukan tari dari salah seorang anak Perempuan, kemudian dirangkaikan dengan pembacaan doa.
Setelah itu dirangkaikan dengan prosesi memandikan kedua anak dengan air daun linjuang dengan harapan agar bersih dari kesalahan dan dosa serta dipercaya untuk menolak bala oleh masyarakat Kampung.
Sebagai wujud kepedulian terhadap Ritual adat dan Budaya masyarakat, Pemkab Berau melalui Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan memberikan bantuan sebesar Rp. 14.917.584 pada ritual Buang Naas dan Tulak Bala tersebut Wakil Bupati Berau, Gamalis menuturkan, Atas nama Pemerintah Kabupaten Berau ia mengucapkan terima kasih, apresiasi, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap aparatur Pemerintah Kampung Talisayan, Kecamatan Talisayan, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, panitia pelaksana, serta semua pihak yang telah membantu dan menyukseskan terselenggaranya acara adat budaya bahari ini.
“Pemerintah Kabupaten Berau telah berkomitmen untuk senantiasa mendukung segala bentuk pelaksanaan dan upaya pelestarian kebudayaan asli daerah, seperti Tulak Bala ini.
Kami sangat menyadari, ajang budaya semacam ini bukan hanya bertujuan mempertahankan tradisi kepercayaan bagi masyarakat kampung yang bersangkutan, tetapi juga akan menjadi salah satu daya tarik pariwisata otentik Kabupaten Berau di masa kini dan masa yang akan datang,” ujar Gamalis.
Dijelaskannya, dengan demikian, program pelestarian budaya bahari harus terus didorong agar kekayaan khazanah budaya khas Banua, tidak akan punah di kemudian hari. Hal ini dapat diwujudkan dengan jalinan sinergis yang padu antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau bersama pemerintah kampung, serta kelompok masyarakat setempat.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi, kepada segenap tokoh adat dan tokoh masyarakat Kampung Talisayan atas kontribusi yang diberikan selama ini, dalam upaya merawat kekayaan budaya Banuanta.
Marilah kita senantiasa bersatu untuk mempromosikan wisata budaya kepada generasi muda. Kita semua berharap, warisan kekayaan budaya ini dapat terus terjaga, tanpa pernah lekang ditelan usia,” Ajaknya.
Tokoh adat Kampung Talisayan, Karibal Jamrah mengungkapkan, acara tulak bala ini memiliki makna untuk membersihkan diri dari salah dan dosa yang dilakukan dengan mandi air linjuang. “Kita membaca tulak bala pada saat safar terakhir di bulan safar diminggu terakhir , masyarakat bersama-sama berdoa ingin mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan, agar apa yang dilakukan kedepan tahun berikutnya selalu mendapatkan lindungan dan magfirah dari Allah SWT,” ucapnya.
Dijelaskannya, acara ini bertujuan untuk menyatukan semua budaya yang ada di Kampung Talisayan, khususnya di. kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, “Harapannya, agar bersama-sama menjaga kebudayaan kami tentang budaya tolak bala atau buang naas dikampung Talisayan Sementara itu, Kepala Kampung Talisayan, Rahmat Setiawan menerangkan, terkait dengan acara adat bahari tulak bala yang dikenal masyarakat ini ialah buang naas.
“Acara ini sudah menjadi acara turun temurun dan ini kedepannya tetap akan kami pertahankan, karena bagaimanapun ini peninggalan leluhur kami yang tentunya yang menjadi salah satu warna khas Kampung Talisayan,” imbuh Rahmat Setiawan. Dirinyapun mensyukuri bahwa acara ini sudah menjadi pariwisata daerah melalui Dinas Pariwisata Daerah.”Tentunya dengan adanya acara seperti bahwa ini adalah salah satu kegiatan yang akan menjaga budaya-budaya kita terkait dengan adat istiadat, terlepas daripada yang bisa kita liat secara langsung,” tutupnya. (Rizal/ADV).