SANGATTA – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah membuktikan kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Dengan penyerapan tenaga kerja yang besar dan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional mencapai 61 persen atau setara dengan Rp 9,5 triliun, UMKM memperlihatkan dampak positifnya.
Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 65,5 juta UMKM, menyumbang hingga 99 persen dari total unit usaha. Bahkan, kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen dari jumlah total tenaga kerja.
Menyadari peran penting UMKM dalam mendukung pembangunan ekonomi, terutama di daerah, Pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi UKM Kabupaten Kutai Timur (Diskop UKM Kutim) terus mendorong para pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas, legalitas, dan jumlah produk. Tujuannya adalah menciptakan produk unggulan yang bisa bersaing di pasar global.
Sekretaris Diskop UKM Kutim, Akhmad Ashari, menjelaskan bahwa pendampingan terintegrasi menjadi salah satu langkah penting yang diambil sebagai bagian dari pelatihan kepemimpinan Administrator Angkatan IV Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.
“Pendampingan ini meliputi aspek teknis, manajemen, promosi, dan pemasaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mendata UMKM potensial di Kutim dengan lebih baik. Sebelum langkah ini diambil, UMKM di Kutim berjumlah 5.572. Setelah implementasi, jumlahnya bertambah menjadi 6.151,” ungkap Asari dalam pertemuan di kantornya, Selasa (21/11/2023).
Dalam upaya meningkatkan kualitas produk dan kapasitas pelaku UMKM, Diskop UKM Kutim juga membantu dalam penerbitan nomor induk berusaha (NIB).
“Sebelumnya, hanya 225 UMKM yang memiliki NIB. Setelah langkah-langkah perubahan, jumlah UMKM dengan NIB bertambah menjadi 275,” tambah Asari.
Diskop UKM Kutim juga menyelenggarakan lima jenis pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk UMKM, seperti manajemen usaha, kerajinan batok kelapa, persiapan go ekspor, fundamental bisnis, dan e-katalog.
“Kami juga mengikuti sejumlah kegiatan expo di luar daerah, seperti Jogja Trade Expo 2023, Nusantara Ekonomi Kreatif Expo Tahun 2023 di Balikpapan, expo Nusantara Kreatif di Labuan Bajo NTT, dan Indonesia Quality Expo 2023 BSCC Balikpapan,” ungkap Asari.
Dengan berbagai upaya pendampingan ini, Asari berharap UMKM di Kutim terus berkembang sebagai pilar ekonomi lokal, semoga menjadi lokomotif perekonomian daerah. Langkah-langkah tersebut dijabarkan dalam judul laporan hasil implementasi aksi perubahan yang diikutinya untuk pelatihan kepemimpinan Administrator Angkatan IV Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI) yang berjudul “Pendampingan terintegrasi UMKM unggulan Kutai Timur.” (hu02)