SANGATTA – Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kutim, Darsafani, mengungkapkan keberagaman jenis usaha yang digeluti oleh pelaku UMKM di Kecamatan Muara Wahau, menciptakan daya tarik unik bagi mereka.
“Dalam kawasan Muara Wahau, yang membedakan para pelaku UMKM ini adalah mayoritas berfokus pada sektor Ekonomi Kreatif (Ekraf),” ujar Darsafani pada Senin (01/05/2023).
Pernyataan tersebut disampaikan Darsafani setelah melihat langsung hasil produksi yang dipamerkan dalam acara Bazzar Promosi UMKM di Desa Nehes Liah Being. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Bupati Ardiansyah Sulaiman pada Sabtu (29/04) yang lalu.
Darsafani meyakini bahwa kerajinan tradisional yang dihasilkan oleh pelaku UMKM di Kecamatan Muara Wahau diminati oleh masyarakat dan memiliki potensi pasar yang lebih luas karena memiliki ciri khas dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain.
“Sebagian besar kerajinan tersebut masih diproduksi secara tradisional dan handmade (dibuat dengan tangan). Hal ini memberikan nilai jual yang berbeda,” jelasnya.
Saat ini, Dinas Koperasi dan UKM Kutim bekerja sama dengan Global Entrepreneur and Professional (Genpro) sebagai mitra pemasaran dan promosi, telah memulai proses seleksi produk-produk UMKM yang layak untuk dipasarkan secara global.
Sementara itu, perwakilan Genpro, Leon, mengungkapkan bahwa telah disiapkan tiga acara besar sebagai ajang promosi bagi produk-produk yang dihasilkan oleh pelaku UMKM dari Kutim.
“Acara tersebut akan dilaksanakan di Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. Kami akan melihat respon pasar sebelum ke sana. Namun sebelum itu, kami akan melakukan kurasi terlebih dahulu. Saat ini, masih ada 30 produk yang kami seleksi,” ujar Leon.(hu02)