LPG Langka, Ketua DPRD Berau Madri Pani Angkat Bicara

Harga LPG 3 Kg menyentuh angka 45 ribu

TANJUNG REDEB,HARIAN UTAMA – Keberadaan tabung liquefied petroleum gas (LPG) 3 Kg sempat langka, hal ini membuat masyarakat kebingunan untuk keperluan dapur. Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Berau, Madri Pani menilai bahwa sebenarnya Berau tidak harus kelangkaan LPG mengingat sudah ada jobber pengisian LPG di Kampung Samburakat, Gunung Tabur.

Madri mengatakan, keterlangkangan LPG ini sempat membuat harganya melambung cukup tinggi yakni menyentuh angka Rp 45 ribu. Tentu saja, hal ini memberatkan masyarakat, namun mau tidak mau harus tetap dibeli.

“Itukan kebutuhan, namanya perlu ya teta dibeli,” katanya.

Menurut Madri Pani dengan keberadaan jobber tersebut, seharusnya harga juga lebih murah. Pasalnya, ongkos operasional tentu berkurang, karena jarak tempuh yang dilalui tidak jauh. Tapi harga eceran tertinggi (HET) saat ini masih belum berubah.

“Ya kasihan masyarakat, prioritaskan lah masyarakat Berau,” tuturnya.

Terpisah, Kabag Ekonomi Setkab Berau, Kamaruddin, menuturkan memang sempat sepekan LPG 3 Kg langka di Bumi Batiwakkal. Hal ini disebabkan karena truk pengangkut LPG tersebut, mengalami kendala, sehingga pengantaran tertunda. Namun saat ini sudah normal.

“Sudah (normal, red),” katanya.

Ditambahkannya, pada sabtu (10/12/2022) , sebanyak 1120 tabung untuk wilayah Tanjung Redeb. Dia menilai, dengan jumlah tersebut, sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Meskipun diakuinya, untuk wilayah lainnya juga mendapat pasokan dengan jumlah yang berbeda.

“Sudah normal, sampai akhir tahun jika tidak ada kendala aman,” bebernya.

Ia mengatakan, pihaknya hingga kini memang masih mendatangkan LPG dari Samarinda dan Sangatta. Karena kebutuhan LPG di Berau cukup banyak yakni mencapai 6.433 ribu metrik ton, atau setara dengan 2 juta 144 ribu tabung.

“Iya cukup besar,” katanya.

Sedangkan keberadaan jobber di Berau, baru memenuhi sekitar 25 persen kebutuhan LPG saja. Tentu jumlah ini masih sangat kurang. Jika dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat Berau. “Nah penyebabnya saya tidak tahu, bisa ditanyakan ke jobbernya,” pungkasnya. (PiN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *