Sangatta – Wakil Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Jimmi, menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kutim 2025-2045. Dalam kegiatan yang mengusung tema ‘Kutim Hebat 2045’ ini, Jimmi mengungkapkan prediksinya mengenai kemungkinan pemekaran wilayah di Kutim.
Musrenbang RPJPD Kutim 2025-2045, yang dilaksanakan di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim pada Selasa (14/5/2024), diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim. Acara ini bertujuan memaparkan rencana pengembangan potensi wilayah dalam mewujudkan visi ‘Kutim Hebat 2045’.
Dalam pandangannya, Jimmi melihat pentingnya memprediksi pertumbuhan daerah, baik dari aspek teknis maupun non-teknis, untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai masa depan Kutim.
“Apalagi nantinya akan ada pemekaran Kutai Utara dan Sangsakaukar (Sangkulirang, Sandaran, Kaubun, Karangan), yang kemungkinan akan terpecah menjadi satu kabupaten dan satu kota,” ujar Jimmi.
Ia juga menyoroti pertumbuhan penduduk yang signifikan di Sangatta Utara dan Selatan, yang jumlahnya hampir menyamai populasi Bontang secara keseluruhan. Berdasarkan hal ini, Jimmi menyatakan bahwa kawasan tersebut berpotensi untuk berkembang menjadi sebuah kota.
Melihat faktor-faktor tersebut, Jimmi mengusulkan agar rancangan pemekaran wilayah segera dimasukkan dalam perencanaan pembangunan jangka panjang.
“Yang disampaikan tadi itu ketinggalan, jadi itu sebuah usulan yang harus kita kawal juga dari legislatif agar masuk dalam jangka panjang,” ungkapnya.
Jimmi berharap agar perencanaan yang telah dibahas dalam Musrenbang RPJPD ini dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan petunjuk teknis yang jelas. Ia menekankan pentingnya penyusunan rencana jangka menengah yang mengacu pada visi besar ‘Kutim Hebat 2045’.
“Ke depan, kita berharap sudah ada petunjuk teknisnya, dan penyusunan jangka menengah harus mengacu pada visi ini,” pungkasnya. (Adv)
