Rencana Pembangunan Bandara, Yusuf: Lokasi Bisa Menjadi Kendala

Sangatta – Keberadaan bandara di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi isu penting seiring dengan statusnya sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pembangunan bandara di Kutim diharapkan dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan mempermudah akses ke wilayah tersebut, terutama mengingat potensi meningkatnya kedatangan orang dari luar daerah.

Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Yusuf T Silambi, menegaskan dukungan Komisi C terhadap pembangunan bandara ini. Yusuf menyebutkan bahwa Komisi C telah aktif berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait proyek ini, termasuk dengan anggota DPR-RI, Irwan Fecho, yang memiliki rencana untuk pembangunan bandara di Kutim.

“Rencananya bandara di Wahau akan diperpanjang dan itu masuk dalam sinyal komisi C,” ungkap Yusuf saat ditemui pada Rabu (31/7/2024).

Meski begitu, Yusuf menyoroti kendala utama terkait lokasi bandara, yaitu jaraknya yang cukup bagi calon penumpang yang mayoritas berasal dari Kota Sangatta.

“Hanya saja jarak yang masih jauh, karena jumlah penduduk yang akan naik pesawat itu, kebanyakan dari Sangatta,” kata Yusuf.

Menurut Yusuf, idealnya pembangunan bandara di Kutai Timur berada dekat dengan ibukota Kabupaten. Sebab, hal ini dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses daerah lain di Kutai Timur.

“Itu jadi kekurangannya, sehingga kemarin, bila itu masih disana, jaraknya hampir sama dengan Samarinda. Sehingga kami dari Komisi C masih berdebat. Idealnya, berada di sekitar Sangatta Selatan dan Bengalon,” imbuhnya.

Pembangunan bandara di Kutai Timur diprediksi akan memberikan dampak positif signifikan terhadap sektor ekonomi dan pariwisata di wilayah tersebut. Dengan adanya bandara, diharapkan akan terjadi peningkatan dalam sektor ekonomi, termasuk peningkatan kunjungan wisatawan yang dapat memperkuat perekonomian lokal.

“Selain mempermudah mobilitas masyarakat, bandara juga berpotensi untuk meningkatkan sektor pariwisata di Kutai Timur,” pungkas Yusuf.