TANJUNG REDEB, Harian Utama – Dalam rangka memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPPKBP3A) menggelar Seminar Parenting yang secara resmi dibuka oleh Asisten I Setda Berau, M. Hendratno, di Balai Mufakat, Kamis (12/09/2024).
Seminar ini bertujuan memberikan pemahaman kepada para orang tua mengenai pentingnya peran mereka dalam mencegah perilaku bunuh diri di kalangan anak-anak dan remaja.
Dalam sambutannya, M. Hendratno menekankan bahwa di era digital saat ini, orang tua dituntut untuk memiliki kemampuan resiliensi yang merupakan kemampuan beradaptasi dan bertahan dalam situasi sulit.
“Saya menyambut baik terselenggaranya seminar ini yang fokus pada pencegahan perilaku bunuh diri di kalangan anak-anak dan remaja. Tantangan di era digital membuat kita harus ekstra hati-hati dalam menjaga anak-anak kita, terutama dengan mudahnya akses informasi yang bisa mempengaruhi perilaku mereka,” ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa resiliensi mencakup tujuh aspek penting yang harus dimiliki orang tua, yaitu regulasi emosi, pengendalian diri, optimisme, empati, kemampuan analisis masalah, pemecahan masalah secara efektif, dan peningkatan aspek positif.
Sebagai orang tua, tidak hanya diperlukan kemampuan dalam mendidik dan merawat anak, tetapi juga dalam memberikan respon yang tepat dalam setiap interaksi dengan anak.
“Kita harus mampu mengelola sikap dan memberikan feedback yang positif kepada anak-anak, baik mereka yang masih belia, remaja, maupun yang telah dewasa,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hendratno juga mengajak para orang tua untuk menyadari bahwa kualitas pengasuhan sangat menentukan masa depan anak-anak untuk masa depan Kabupaten Berau.
“Anak-anak kita adalah generasi penerus yang akan membangun Berau semakin maju di masa depan. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan seminar ini sebagai momen untuk belajar dan meningkatkan kapasitas diri dalam mendampingi tumbuh kembang anak-anak kita,” paparnya.
Di era digital yang berkembang pesat, tantangan terbesar yang dihadapi keluarga adalah bagaimana mengarahkan anak-anak agar tidak terpengaruh oleh informasi yang merugikan.
“Anak-anak kita dengan mudah mendapat informasi dari media sosial yang bisa menyebabkan gesekan antara mereka dan orang tua. Mari kita bersama-sama membangun keluarga yang harmonis dan membentengi mereka dari perilaku yang tidak terpuji,” ujar Hendratno.
Dengan demikian, Hendratno mendorong organisasi wanita di Kabupaten Berau untuk terus meningkatkan kapasitas diri agar semakin andal dalam menjalankan peran di masa mendatang, terutama dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia.
Reporter: Mia