HarianUtama.com Sangatta – Upaya mendekatkan diri kepada masyarakat dan mendengar langsung aspirasi warga Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus dilakukan oleh para pemimpin daerah. Salah satu langkah nyata terlihat pada Minggu (9/6/2024), ketika Wakil Ketua II Dewan Pimpinan Daerah RI Kaltim, Mahyudin, menggelar ruang dialog dan tanya jawab bertajuk “Kaltim Keren” di Warkop Kopikai, Sangatta.
Dalam dialog tersebut, Mahyudin menekankan betapa pentingnya peran Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pembangunan ekonomi Kutim. Menurutnya, perusahaan-perusahaan besar seperti tambang Kaltim Prima Coal (KPC) memiliki potensi besar untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah tersebut.
“Saat ini, Kutim menerima Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar 9,1 triliun yang bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Kita harus lebih fokus pada masyarakat. Mungkin kemarin fokus pada politik, tapi sekarang saatnya menata Kutim lebih baik lagi,” ungkap Mahyudin setelah acara dialog.
Mahyudin mencontohkan Kabupaten Bontang sebagai daerah yang berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan CSR. Namun, menurutnya, CSR KPC belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Kutim.
“Kita punya tambang KPC yang CSR-nya sudah bisa mendukung, tapi belum kita lihat hasilnya sampai hari ini. Ini harus dipikirkan bagaimana caranya uang kita itu bisa dikembalikan kepada rakyat. Seharusnya, kita manfaatkan untuk membangun ekonomi mereka agar mereka bisa sejahtera di masa yang akan datang. Itu akan lebih efektif,” jelas Mahyudin.
Lebih jauh, Mahyudin menyampaikan bahwa aktivitas pertambangan tidak dapat berlangsung selamanya. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbarui menjadi investasi berharga untuk keberlanjutan jangka panjang. Ia menyoroti budidaya kelapa sawit sebagai salah satu contoh konkret.
“Misalnya kelapa sawit, lebih baik kita budidayakan sendiri dan jangan membeli dari luar Provinsi Kaltim. Ini adalah contoh untuk meningkatkan perekonomian daerah. Jika ada warga yang membudidayakan dan hasilnya dilirik oleh provinsi lain, itu akan sangat menguntungkan bagi mereka,” tandasnya.
Dengan menekankan pentingnya CSR dan pengelolaan SDA yang berkelanjutan, Mahyudin berharap bahwa Kutim bisa menata ulang prioritas pembangunan ekonominya. “Kita harus memanfaatkan CSR dari perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemanfaatan SDA yang tepat juga harus menjadi fokus utama agar kita bisa memastikan kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat Kutim,” tutup Mahyudin.
Acara dialog “Kaltim Keren” ini diharapkan dapat menjadi jembatan antara para pemangku kebijakan dan masyarakat, sehingga bersama-sama dapat menata masa depan Kutim yang lebih baik dan berkelanjutan.(*)