Pemkab Berau Kunjungi Doesoen Kakao, melihat Perpaduan Perkebunan dan Pariwisata di Banyuwangi

Coklat Berau

BANYUWANGI, HARIAN UTAMA Pemkab Berau Kunjungi Doesoen Kakao, melihat Perpaduan Perkebunan dan Pariwisata di Banyuwangi. kunjungan kerja dalam rangka studi tiru pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi. Selain melihat restorasi dan pengelolaan karang hias. Tim kabupaten Berau juga mengunjungi Doesoen Kakao di Kecamatan Glenmore, pusat pembudidayaan Kakao dan pengolahan coklat di Banyuwangi.

Doesoen Kakao dikembangkan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII memadukan antara pengelolaan perkebunan dengan pariwisata. Kawasan perkebunan menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Selain wisata agro, destinasi ini menghadirkan wisata edukasi dan juga wisata sejarah dengan peninggalan situs purbakala yang masih terjaga dan terawat dengan baik.Berkeliling dikawasan ini, wisatawan dapat mempelajari budidaya kakao, mulai proses pembibitan, panen, penjemuran biji kakao, hingga proses pengolahan biji kakao menjadi produk coklat siap saji di pabrik pengolahan kakao di lokasi wisata.

Selain itu juga tersedia kafe yang menyajikan berbagai kuliner berbahan baku coklat, serta khas Banyuwangi. Wisatawan yang ingin menginap juga tersedia fasilitas homestay atau penginapan.

Kesuksesan Pemkab Banyuwangi bersama PTPN XII memadukan perkebunan dan pariwisata menjadi referensi bagi Pemkab Berau. Bumi Batiwakkal memiliki kawasan perkebunan coklat yang juga memiliki kualitas terbaik. Bahkan biji coklat dari Berau telah meraih juara pertama lomba biji kakao tingkat nasional. Sehingga ini tentu semakin mendongrak nilai jual kakao Bumi Batiwakkal.

Menurutnya Ini akan menjadi tambahan referensi bagi Disbun Berau bersama mitra pembangunan yang telah memiliki rencana menjadikan kakao Berau sebagai pendukung sektor pariwisata di Kabupaten Berau. Sehingga rencana membangun kampung kakao segera dapat direalisasikan.

“Dengan harapan kakao selain dapat meningkatkan kesejahteraan petaninya juga menjadi bagian dari daya tarik pariwisata di Kabupaten Berau,” ungkap Kepala Dinas Perkebunan Berau, Lita Handini, yang turut serta dalam kunjungan studi tiru ini.

Kerjasama lintas sektor bersama kelompok masyarakat dan dukungan non government organization (NGO) menurutnya penting untuk bisa mewujudkan pariwisata perkebunan. Untuk itu apa yang menjadi arahan Bupati Berau, Sri Juniarsih dan hasil kunjungan studi tiru ini menjadi catatan bagi jajaran Disbun Berau, mengambil langkah bersama untuk mengembangkan kawasan perkebunan berbasis pariwisata.

“Ini akan kita tindak lanjuti di daerah, tentu dengan dukungan dari semua stakeholder dan masyarakat pekebun,” tandasnya. (Hms/Rizal).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *