SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) memberikan perhatian serius terhadap pelestarian budaya sebagai upaya untuk menjaga nilai-nilai seni dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur bangsa.
Isu tersebut menjadi pusat perhatian dalam Workshop seni tari pesisir dan pedalaman yang diadakan di Hotel Royal Victoria. Acara tersebut diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari sekolah, sanggar tari, dan pelaku seni di Kutim. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim, Nurullah, menjelaskan bahwa workshop seni tari merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam melestarikan kebudayaan, khususnya seni tari khas daerah.
“Seni tari ini berasal dari pesisir maupun pedalaman Kalimantan, dan masuk dalam 17 sektor ekonomi kreatif yang akan terus kita kembangkan,” ujarnya.
Workshop ini dijadwalkan berlangsung selama enam hari mulai dari tanggal 11 hingga 16 Mei 2023. Acara tersebut menghadirkan narasumber terkenal, Hariansyah, yang juga merupakan pendiri Gubang Seni Tari Musik di Kutai Kartanegara. Nurullah menjelaskan bahwa ini merupakan upaya regenerasi dalam bidang budaya seni tari tradisional, karena tari tradisional memiliki peran penting dalam menggambarkan budaya dan menghormati leluhur.
“Di setiap acara seni tari, kami juga akan menampilkan tarian-tarian ini, oleh karena itu kami sengaja mengundang pelaku seni dari daerah tujuan wisata, termasuk dari pulau Miang. Ini juga merupakan persiapan jika Kutim ikut serta dalam acara berskala nasional maupun internasional,” ujar Nurullah.
Disisi lain, Hariansyah, pendiri Gubang Seni Tari Musik, mengaku terkejut dengan antusiasme masyarakat Kutim, terutama kalangan anak muda, yang ingin mengikuti kegiatan workshop ini. Menurutnya, keberlanjutan budaya tradisional, terutama seni pertunjukan tari, menjadi tanggung jawab generasi muda. Ia merasa bangga melihat masih ada anak muda yang memiliki empati terhadap budaya dan seni pertunjukan tari tradisional.(hu02)