MUARA WAHAU – Pesta budaya adat Lomplai, yang masih dijaga oleh masyarakat suku Dayak Wehea, merayakan musim panen padi dan ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas hasil panen yang melimpah. Acara budaya ini telah menjadi bagian tetap dalam kalender pariwisata nasional. Tradisi hias-hiasan desa juga merupakan bagian yang tidak terlupakan dalam kegiatan ini, yang melibatkan warga dari enam desa dan mencapai puncaknya pada Selasa 2 April besok.
Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur terus mempromosikan pesta budaya adat Lomplai ini. Jumlah wisatawan yang diharapkan datang menjadi tolok ukur agar dapat bersaing dengan acara wisata lain di kabupaten dan kota di Kalimantan Timur.
Lomplai dimulai dengan tradisi memukul gong, yang disebut Nekeang atau Ngesea Egung oleh masyarakat setempat, yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 09.00 WITA. Berbagai ornamen tradisional yang menggunakan bahan Naq Jengea telah menghiasi jalan-jalan dan pinggir sungai.
Acara utama Lomplai dilaksanakan di lapangan terbuka dan balai budaya, di mana pengunjung dapat melihat sendiri ketika warga setempat bergotong-royong mempercantik lokasi yang menjadi pusat kegiatan.
Selain itu, juga diselenggarakan malam kesenian sebagai acara pamungkas sebelum puncak Lomplai yang akan digelar keesokan harinya. Kegiatan ini akan diisi dengan berbagai pertunjukan, termasuk tarian tradisional dan penampilan kebudayaan yang patut untuk disaksikan.(hu02)