TANJUNG REDEB, Harian Utama– Selain sektor pertambangan yang menjadi primadona produk nomor satu di Kabupaten Berau untuk meningkatkan ekonomi kemajuan daerah dan masyarakat
Anggota Komisi III DPRD Berau Subroto mewanti-wanti kepada Dinas Perikanan karena sangat menyayangkan hasil laut dari Bumi Batiwakkal masih kurang dimanfaatkan maksimal.
Pasalnya hingga kini produk ikan laut segar dari daerah Talisayan, banyak laris manis terjual ke luar kota.
“Saya juga tidak tahu kenapa, kalau dipikir logis dari Talisayan menuju ke Balikpapan Samarinda kan cukup jauh. Kalau berbicara dari transport tentu lebih besar,” ungkapnya minggu (19/11/2023).
Bahkan berdasarkan informasi diterimanya dari Nelayan, ikan laut segar yang dijual ke Samarinda dan Balikpapan sering diangkut 7 sampai 8 mobil.
“Kalau ke Berau itu cuma 1-2 mobil angkut ikan. Sehingga berkurangnya supply dari pesisir ikan di pasaran Tanjung Redeb juga banyak yang mahal,” ucapnya.
Alhasil Subroto berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau harus segera memperhatikan kesejahteraan nelayan.
“Memang nelayan kita ini kemampuannya sangat terbatas. Karena dengan posisi sekarang, saya melihat sendiri penghasilan nelayan saat ini sangat minim,” bebernya.
Kalau dahulu menurutnya nelayan sekali menangkap ikan di laut lepas bisa menghasilkan Rp 3-5 juta.
“Sekarang ini keterangan nelayan mau cari gaji Rp 2-3 juta sudah sulit. Karena ikan di laut mulai berkurang,” tuturnya.
Dengan keadaan tidak pasti tersebut, Subroto meminta Pemkab segera cepat tanggap.
“Maksud saya cepat tanggap yaitu kita harus antisipasi jangan sampai ikan-ikan bagus keluar yang jelek tinggal sama kita. Supaya anak-anak kita ke depan lebih sehat dengan konsumsi ikan kualitas terbaik,” pungkasnya.