Sangatta – Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman, menyoroti tingginya jumlah sapi yang didatangkan dari luar pulau menjelang Hari Raya Idul Adha. Faizal menjelaskan bahwa tingginya jumlah sapi ini disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat Kutim untuk mengolah daging hewan kurban.
“Artinya permintaan kebutuhan masyarakat itu tinggi, sementara ternak lokal kita tidak cukup untuk skala yang besar makanya didatangkan dari luar,” ujar Faizal saat ditemui media pada Rabu (12/6/2024).
Faizal menambahkan bahwa kebutuhan untuk Idul Adha yang melibatkan banyak hewan kurban jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan sehari-hari, sehingga mendatangkan sapi dari luar pulau menjadi solusi. Informasi dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutim menyebutkan bahwa 70 persen sapi yang ada berasal dari luar daerah, termasuk Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Faizal juga mencatat bahwa mendatangkan sapi dari luar pulau dalam jumlah besar bisa jadi merupakan peluang bisnis dengan potensi keuntungan yang lebih tinggi bagi para pelaku usaha.
“Yaa bisa aja seperti itu, jadi bukan karena kita tidak swasembada. Karena yang main ini semua kan pebisnis dan pastinya mereka cari untung,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa Kutim harus siap memenuhi permintaan dalam skala besar, dan pemerintah telah menyediakan program bibit ternak untuk mendukung budidaya lokal. Faizal berharap bibit-bibit produktif yang diberikan kepada kelompok tani tidak dijual sebelum berkembang dengan baik.
“Saya memang tegaskan ini sama teman-teman, kalau bibit produktif ini kalian jual siap-siap aja dipidanakan. Karena kita inginnya jangan dulu dijual sebelum bibitnya berkembang,” tegas Faizal.
Faizal berharap dengan pendekatan ini, masyarakat Kutim dapat memiliki mental bertanggung jawab dalam pengelolaan ternak dan budidaya, serta meningkatkan ketahanan pangan lokal.