KUTAI TIMUR– Pemerintah tengah gencar mensosialisasikan Kurikulum Merdeka Belajar, kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Dalam kurikulum ini guru dapat memilih dan menentukan format, materi esensial, cara yang ingin disampaikan kepada siswa. Dengan Kurikulum Merdeka ini diharapkan para tenaga pendidik mampu menjadi penggerak yang mampu menggali dan memaksimalkan potensi siswanya, mengingat, setiap siswa memiliki potensi dan bakat yang berbeda-beda.
Kurikulum Merdeka Belajar sudah mulai diterapkan di berbagai jenjang sekolah secara mandiri di hampir seluruh wilayah di Indonesia, termasuk salah satunya adalah Kutai Timur (Kutim).
Terkait dengan permasalahan tersebut, Anggota DPRD Kutim Jimmi menilai, penerapan metode yang dicetuskan pemerintah saat adanya Pandemi Covid-19 ini, menjadi langkah maju bagi dunia pendidikan di Indonesia, karena, menurutnya memiliki Ekosistem pendidikan yang positif, diantaranya adanya kolaborasi serta keterlibatan aktif orang tua dan masyarakat.
“Selain itu, memberikan kebebasan kepada para siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya yang di fasilitasi oleh sekolah, kita apresiasi, “ Ungkap Jimmi.
Untuk itu, menurut Jimmi pastilah ada dampak-dampak lainnya, salah satunya adalah menuntut tenaga pendidik untuk lebih kreatif dalam mendidik siswanya sesuai dengan potensi yang ada dalam diri mereka. Sehingga akan mampu memunculkan inovasi serta kemandirian.
“Namun pada akhirnya, kemerdekaan belajar ini harus bisa menyentuh hingga ke tingkat paling dasar, agar seluruh elemen pendidikan memahami maksud dan tujuan dari kurikulum yang akan diterapkan,” pungkasnya. (H*1/yr)