Sangatta – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Joni, bersama rombongan dari Rapat Koordinasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSL) Kutim, baru-baru ini mengunjungi tempat Budidaya Maggot di Jalan Ketingan, Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Ketua DPRD Kutim, Joni, menyatakan bahwa peluang untuk mengembangkan budidaya maggot sangat menjanjikan, terutama karena maggot dapat mengonsumsi sampah organik, sementara kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
“Sangat berpotensi, karena bahan baku utamanya sangat mudah didapat, hanya bermodalkan sampah organik dengan beberapa tahapan, maka jadilah pakan ternak kaya akan gizi yang tinggi,” ujar politisi PPP itu, Rabu (29/5) kemarin.
Joni menambahkan bahwa meskipun sudah ada upaya untuk mengembangkan budidaya maggot di Kutim, skala produksinya belum sebesar yang ada di Sleman.
Selain itu, ia berharap budidaya maggot ini dapat menjadi solusi untuk masalah sampah organik sekaligus mendukung peternakan di Kutim dengan menyediakan pakan ternak alternatif yang ekonomis dan berkelanjutan.
“Dengan adanya kunjungan ke sana, dinas terkait yang ikut serta bisa perlahan-lahan menerapkan hal itu. Karena bahan makanan maggot ini mudah dicari, artinya memanfaatkan sampah organik,” jelasnya.
Dia juga menyebutkan bahwa Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah menyampaikan tawaran aspirasi kepada Dewan terkait pengembangan ini.
“Yaa mudah-mudahan dengan adanya TJSL Kutim yang juga ikut ke sana dapat perlahan-lahan menerapkan itu,” tandasnya.
Joni berharap dengan berkembangnya sektor-sektor baru di Kutim, peluang usaha bagi masyarakat juga dapat meningkat.(Adv)