banner 1024x768 banner 1024x768 banner 1024x768 banner 1024x768

Lom Plai Diharapkan Bisa Jadi Motivasi Bagi Pelaku UMKM Lokal Untuk Menghasilkan Produk Yang Memiliki Daya Saing

MUARA WAHAU – Warga Dayak Wehea Memperingati Lom Plai untuk Merayakan Hasil Panen yang Melimpah.

Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, (), menjadi saksi pelaksanaan Lom Plai, sebuah pesta adat yang dilakukan secara rutin setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur warga atas hasil panen yang melimpah. Acara ini juga menjadi sarana penting dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal yang masih dijaga dengan baik oleh masyarakat Dayak Wehea.

Lom Plai, yang diadakan pada Selasa (02/04/2022), tidak hanya menjadi wujud syukur, tetapi juga merupakan ajang untuk memperkenalkan hasil produk dari para pelaku ekonomi kreatif di Kecamatan Muara Wahau.

“Acara ini menjadi peluang bagi para pelaku UMKM untuk memasarkan produk mereka kepada wisatawan yang hadir di pesta adat Lom Plai kali ini,” kata Anggota DPRD Kutim, Siang Geah, yang memberikan apresiasi terhadap kolaborasi antara kegiatan budaya dan ekonomi kreatif yang melibatkan pengrajin lokal.

Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini juga menekankan bahwa kegiatan tersebut akan memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat, terutama bagi warga Nehes Liah Being dan sekitarnya di Kecamatan Muara Wahau.

Selain itu, acara yang berlangsung mulai 29 April hingga 2 Mei 2022 ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para pelaku UMKM lokal untuk terus berkreasi dan menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan nilai ekonomis.

“Upacara Lom Plai dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Wehea setelah panen padi. Tujuan dari upacara ini adalah untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang mereka peroleh. Upacara ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang saling terkait dan berlangsung selama satu bulan. Dimulai dengan pemukulan gong di rumah adat (eweang) dan diakhiri dengan upacara embos epaq plai, yang melambangkan pengusiran dan pembuangan segala hal yang jahat seiring dengan tenggelamnya matahari, serta doa untuk kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, hewan ternak, dan sumber makanan,” ungkapnya.(hu02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *