banner 1024x768 banner 1024x768 banner 1024x768 banner 1024x768

Pembahasan KUA-PPAS DPRD Kutim Fokus pada Penjadwalan dan Potensi Pendapatan Daerah

Sangatta – Dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengenai Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS), fokus utama adalah penjadwalan dan potensi pendapatan daerah. Anggota DPRD Kutim, Jimmi, mengungkapkan bahwa pembahasan masih dalam tahap awal dan belum mencapai kesimpulan akhir.

“Rapat kali ini hanya membahas jadwal pembahasan dan potensi pendapatan yang bisa diperoleh. Pembahasan masih berjalan dan belum mencapai kesimpulan akhir,” ujar Jimmi saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (23/07/2024).

Jimmi mengidentifikasi bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar berasal dari profit sharing tambang batu bara, terutama dari Kaltim Prima Coal (KPC), yang diperkirakan mencapai sekitar 547 miliar rupiah. Namun, angka ini masih dapat berubah seiring dengan perkembangan pembahasan.

“PAD terbesar berasal dari profit sharing tambang batu bara, terutama dari KPC, yang diperkirakan mencapai sekitar 547 miliar rupiah. Namun, angka ini masih bisa berubah karena pembahasan masih berlangsung,” jelasnya.

Selain dari sektor pertambangan, terdapat juga sumber pendapatan dari pungutan perusahaan sawit yang totalnya mencapai sekitar 36 miliar rupiah. Meskipun kontribusinya lebih kecil dibandingkan tambang batu bara, sektor perkebunan memiliki dampak signifikan dalam penyerapan tenaga kerja.

“Selain tambang, ada juga pungutan dari perusahaan sawit yang totalnya sekitar 36 miliar rupiah. Meskipun kecil, sektor perkebunan memiliki penyerapan tenaga kerja yang tinggi,” tambahnya.

Jimmi menjelaskan bahwa pendapatan dari sektor sawit tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan tambang dalam bentuk profit sharing karena skala pendapatannya lebih kecil. Namun, sektor perkebunan tetap penting karena kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja lokal.

“Sawit tidak bisa dibandingkan dengan tambang dalam bentuk profit sharing karena skala pendapatannya tidak sebesar batu bara. Tapi penyerapan tenaga kerja dari sektor perkebunan sangat tinggi,” ungkapnya.

Dia menekankan pentingnya penguatan sumber pendapatan daerah (PAD) dan perlunya perhatian terhadap berbagai potensi lain yang bisa meningkatkan pendapatan untuk memastikan keberlanjutan ekonomi daerah.

“Pemerintah harus memperhatikan berbagai potensi pendapatan lainnya untuk memastikan keberlanjutan ekonomi daerah,” tegasnya.

Jimmi juga mengingatkan bahwa setiap potensi pendapatan harus dikelola dengan baik dan transparan untuk memastikan kontribusi maksimal bagi pembangunan daerah. Keterlibatan semua pihak dalam proses ini sangat penting.

“Setiap potensi pendapatan harus dikelola dengan baik dan transparan untuk memastikan kontribusi maksimal bagi pembangunan daerah. Keterlibatan semua pihak sangat penting,” kata Jimmi.

Dengan berbagai potensi yang ada, Jimmi optimis bahwa Kutai Timur dapat meningkatkan PAD secara signifikan jika semua pihak dapat bekerja sama dan fokus pada pengelolaan sumber daya yang ada.

“Jika semua pihak dapat bekerja sama dan fokus pada pengelolaan sumber daya, saya optimis Kutai Timur dapat meningkatkan PAD secara signifikan,” pungkasnya. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *